nusabali

Konstruksi dan Properti Kian Terpuruk

  • www.nusabali.com-konstruksi-dan-properti-kian-terpuruk

Konstruksi dan properti berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan sektor pariwisata, sebagai salah satu sektor utama perekonomian Bali.

Susul Pariwisata Terdampak Gunung Agung

DENPASAR, NusaBali
Sektor konstruksi dan properti dipastikan kian terpuruk akibat dampak bencana letusan Gunung Agung. Padahal sebelumnya, sektor konstruksi ada harapan akan pulih, karena aktivitas vulkano Gunung Agung sempat jeda, menyusul penurunan status awas ke level siaga beberapa waktu lalu. Namun kenyataannya kini status Gunung  Agung kembali ke status awas dengan ancaman letusan yang diprediksi eksplosif.

Ketua DPD Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra mengatakan hal itu Rabu (29/11). “Kalau pariwisata sudah jelas (terpuruk),” ujar Alit Wiraputra. Ditemui di Sekretariat Kadin Bali di Jalan Mawar Kreneng Denpasar, Alit Wiraputra menyatakan kian terpuruknya sektor-sektor lain di luar sektor pariwisata tidak bisa dihindari.

Hal itu disebabkan semua sektor, termasuk konstruksi dan properti tersebut berkaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan sektor pariwisata, sebagai salah satu sektor utama perekonomian Bali.  “Karena pariwisata terpuruk otomatis yang lain ikut terefek,” ujar pengusaha asal Tuka Desa Dalung, Kecamatan Kuta, Badung .

Sektor konstruksi misalnya. Bencana letusan Gunung Agung menyebabkan pengusaha di jasa konstruksi kesulitan mendapatkan pasokan material galian C yakni pasir dan koral. Penutupan lokasi galian di C di Karangasem karena berada di radius KRB jadi penyebab utama. Kalau pun ada sumber galian C di tempat lain, pasokannya diperkirakan terbatas dan harga diyakini melonjak. “ Misalnya pasir dari Jawa harga jauh lebih mahal karena beban biaya pengiriman,”  kata Alit Wiraputra.

Padahal ‘bisnis’ konstruksi baru saja berharap bisa pulih, setelah sempat sempoyongan. “Namun dengan kondisi seperti sekarang ini terancam  niwang (pingsan),” kata Alit Putra.

Demikian juga sektor properti. Dikatakan Alit Wiraputra, bisnis properti yang memang sudah lesu, semakin parah kondisinya.  “Sederhananya pendapatan masyarakat susut, daya beli masyarakat otomatis lemah,” kata Alit Wiraputra.

Meski demikian dia berharap kalangan dunia usaha terutama yang tergabung dalam Kadin, tidak pesimis meski juga harus realitis menyikapi kondisi yang ada. “Mudah-mudahan bisa ditemukan solusi sambil menunggu kondisi membaik,” tandas lelaki yang juga lawyer ini. *k17

Komentar