nusabali

Desa Penyabangan Kampung Siaga Bencana

  • www.nusabali.com-desa-penyabangan-kampung-siaga-bencana

Sedikinya 100 orang warga Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, disiapkan sebagai garda terdepan menghadapi bencana alam.

BPBD Genjot Pemangkasan Dahan Pohon Perindang


SINGARAJA, NusaBali
Langkah ini menjadikan Desa Penyabangan sebagai Kampung Siaga Bencana. Nantinya desa ini menjadi percontohan mitigasi bencana alam di wilayah Kecamatan Gerokgak. Sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus memangkas dahan pohon perindang disepanjang jalan utama sebagai antisipasi cuaca ekstrim seperti angin kencang.

Desa Penyabangan dipilih, karena secara historis desa ini kerap dilanda bencana alam. Terakhir pada Januari 2016 lalu terjadi bencana banjir bandang di Banjar Buah yang menyebabkan 12 rumah hilang dan puluhan kepala keluarga mengungsi. Belum lagi sejumlah fasilitas umum yang rusak dan belum tuntas direhabilitasi hingga kini.

“Di Kecamatan Gerokgak, Desa Penyabangan ini yang paling rawan. Tahun 2015 pernah terjadi banjir bandang, begitu juga tahun 2016. Belum lagi puting beliung sudah beberapa kali terjadi. Makanya kami memandang perlu desa ini dibentuk menjadi kampung siaga bencana,” kata Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang, di sela-sela Sosialisasi Pembentukan Kampung Siaga Bencana, di Balai Desa Penyabangan, Jumat (24/11).

Gede Komang menjelaskan, sosialisasi itu akan dilangsungkan hingga Sabtu (25/11) mendatang. Dinsos Buleleng melibatkan sedikitnya 100 orang masyarakat dalam sosialisasi. Mereka diharapkan menjadi garda terdepan proses mitigasi bencana. Selain itu Dinsos juga melibatkan Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI/Polri, Badan SAR Nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, serta PMI Buleleng.

Nantinya di Desa Penyabangan juga akan didirikan shelter penanggulangan bencana. Di lumbung akan disiapkan kebutuhan logistik berupa tenda, termasuk dapur lapangan. Sehingga pemerintah bisa mendekatkan layanan, bila terjadi bencana alam.  Selain itu, desa ini juga wajib membuat jalur aman evakuasi bencana alam. Baik itu banjir bandang, longsor, maupun bencana alam lainnya.

“Secara naluriah, apabila terjadi banjir bandang atau longsor, pasti akan cari tempat ketinggian. Nanti akan dibentuk jalur evakuasi seperti itu, sehingga masyarakat mudah evakuasi bila terjadi bencana,” imbuh Gede Komang.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengaku pemangkasan pohon perindang di pinggir jalan utama sudah dilakukan sejak dua pekan lalu, Selasa (7/11). Pemangkasan dilakukan terhadap pohon perindang yang dianggap rawan tumbang ketika angin kencang pada saat musim penghujan. Pohon perindang yang dipangkas meliputi perindang yang ada di Jalan Singaraja-Gilimanuk, Singaraja-Bedugul, Singaraja-Bangli dan Singaraja-Karangasem.  “Tim hampir tiap hari bergerak, kita (pemangkasan pohon,red) sudah lakukan dari wilayah Barat jalur Singaraja-Gilimanuk,” katanya.

Dikatakan, langkah itu dilakukan karena pengalaman memasuki bulan Desember hingga Februari, potensi hujan disertai angin kecang sangat bersar menerjang wilayah Bali Utara. Sehingga mitigasi dalam penanganan bencana sangat penting. *k19

Komentar