nusabali

Liverpool Buang Kemenangan

  • www.nusabali.com-liverpool-buang-kemenangan

Unggul tiga gol ternyata tak berbuah kemenangan bagi Liverpool. 

SEVILLA, NusaBali
Kemenangan di depan mata lenyap setelah Sevilla mengejar dengan tiga gol lainnya. Tandang ke Stadion Ramon Sanchez Pizjuan di matchday 5 Liga Champions, Rabu (22/11) dini hari Wita, Liverpool mengawali pertandingan dengan mantap. Tim tamu sudah unggul 3-0 berkat Roberto Firmino (2 gol) dan Sadio Mane. Tapi Liverpool kolaps di babak kedua. Terus ditekan oleh Sevilla, Liverpool akhirnya kebobolan tiga kali.

Akibat hasil seri ini, kelolosan Liverpool ke babak 16 besar tertunda. Meski masih memimpin klasemen dengan sembilan poin, Liverpool masih butuh paling tidak satu angka saat menjamu Spartak Moskow di matchday terakhir pada 6 Desember.

Sejauh ini belum ada satu pun tim di Grup E yang memastikan diri melaju ke babak 16 besar Liga Champions. Tiga tim yakni Liverpool (9 poin), Sevilla (8 poin), dan Spartak Moskow (6 poin) masih punya peluang untuk lolos.

Kebangkitan Sevilla diawali dua gol Wissam Ben Yedder di menit ke-51 dan 60. Gol dari Guido Pizarro di masa injury time kemudian memastikan hasil seri di akhir laga.

Tampil agresif di babak pertama, Liverpool kemudian justru pasif di paruh kedua. Dalam catatan statistik Sportradar, Mohamed Salah dkk. tercatat hanya melepaskan dua kali upaya mencetak gol di paruh kedua. Sementara Sevilla melancarkan enam attempts.

Catatan itu berbanding terbalik dengan babak pertama. Liverpool lebih agresif dengan delapan kali percobaan, sementara Sevilla hanya melepaskan tiga kali percobaan.

Hal itu disadari betul oleh Juergen Klopp. Manajer asal Jerman itu menyebut Liverpool berhenti bermain di babak kedua sehingga membuat Sevilla leluasa untuk bangkit.

"Kami berhenti bermain di babak kedua. Kami punya satu senjata -- bermain sepakbola -- dan kami tidak melakukannya di babak kedua sebelum kami kebobolan gol kedua," Klopp mengatakan kepada BT Sport.

"Tidak masalah kami percaya diri setelah babak pertama. Apa yang kami lakukan jelas, masalah sebenarnya adalah kami berhenti bermain. Kesalahan utama kami adalah selama 15 menit kami berhenti bermain, kami pasif, kami sedikit terlalu ke dalam. Mereka melawan dan itu adalah kerja bagus."

"Rasanya seperti kalah tapi kami tidak kalah. Masih ada satu pertandingan dan nasib kami ada di tangan kami sendiri. Tapi saat ini rasanya sangat buruk," Klopp menambahkan.

Pelatih Sevilla, Eduardo Berizzo, menganggap keberhasilan mengimbangi Liverpool ini tidak didapat lantaran terus bermain menyerang, tapi para pemain Sevilla juga mempertaruhkan harga diri. "Bila Anda setia pada gagasan sepakbola menyerang, permainan sepakbola pada akhirnya akan selalu memberi ganjaran kepada Anda," kata Berizzo seperti dikutip dari situs resmi UEFA.

"Papan skor babak pertama terjadi karena kesalahan individual. Apa yang harus kami lakukan adalah bereaksi dan menggantungkan harga diri kami untuk mengubahnya - di babak kedua Liverpool nyaris tidak melewati garis tengah lapangan," tegasnya.

Setelah laga berakhir, Ben Yedder yang dalam suasana riang memberikan komentar lewat cuitan di akun Twitter pribadinya terkait hasil imbang ini. Dia me-mention akun Twitter resmi Milan, seolah untuk mengingatkan akan final Liga Champions 2005 di Istanbul, bahwa Sevilla telah membalas sakit hati Rossoneri terhadap The Reds.

Dalam final Liga Champions 2005 yang berlangsung sangat dramatis, Liverpool berhasil menyamakan skor menjadi 3-3 di babak kedua setelah tertinggal 0-3 dari Milan di babak pertama. Laga itupun berlanjut ke adu penalti setelah tak ada gol tambahan dalam tambahan waktu 2x15 menit. Liverpool berhasil keluar sebagai juara setelah menang adu penalti 3-2. Itu sekaligus menjadi gelar Liga Champions The Reds yang kelima kalinya sekaligus yang terakhir kali didapat. *

Komentar