nusabali

Siswa SMPN 3 Bebandem Ditolak di Belitung

  • www.nusabali.com-siswa-smpn-3-bebandem-ditolak-di-belitung

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Belitung menolak Ariadi Wiraguna dengan alasan tidak masuk dapodik.

AMLAPURA, NusaBali
Siswa SMPN 3 Bebandem, Karangasem, I Ketut Ariadi Wiraguna, terancam tak bisa mengikuti ujian nasional (UN) tahun ajaran 2017/2018. Penyebabnya, Ariadi Wiraguna yang mengungsi dan numpang belajar di SMPN 1 Sijuk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung tak bisa didaftarkan ikut UN. Apalagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sijuk menolak siswa tersebut. Sementara di sekolah asal, SMPN 3 Bebandem, nama Ariadi Wiraguna tercoret dari daftar pokok pendidikan (dapodik).

Kepala SMPN 3 Bebandem, I Wayan Jati tengah berupaya menarik kembali Ariadi Wiraguna dari SMPN 1 Sijuk dan mengusulkan agar namanya kembali muncul pada dapodik. Jati menerangkan, Ariadi Wiraguna dari Banjar Gula, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem ikut keluarga mengungsi sejak status siaga Gunung Agung, Senin (18/9). Keluarga Ariadi Wiraguna mengungsi ke Desa/Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung.

Keluarga Ariadi Wiraguna rencananya pindah permanen. Setelah mengikuti pembelajaran sejak September hingga November baru ketahuan, siswa kelas IX SMPN 1 Sijuk telah didaftarkan untuk ikut UN. Sehingga siswa baru atas nama Ariadi Wiraguna tidak terdaftar. Padahal Kepala SMPN 1 Sijuk Yusman menerima kehadiran siswa pengungsi dari kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Agung itu. Hanya saja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Belitung menolak dengan alasan tidak masuk dapodik.

Dikhawatirkan Ariadi Wiraguna nantinya tidak bisa ikut UN. “Kami telah berkoordinasi dengan orangtua siswa agar kembali belajar di SMPN 3 Bebandem. Walau telah kami hapus namanya dari dapodik, kami bisa usulkan kembali,” jelas Jati. Wakasek Kurikulum SMPN 3 Bebandem, I Nyoman Suarna menambahkan, Ariadi Wiraguna tanggung pindah ke SMPN 1 Sijuk. Sementara siswa SMPN 3 Bebandem yang mengungsi di luar Karangasem semuanya telah terlacak, hanya tinggal 7 siswa belajar di Badung dan Buleleng. Sebelumnya tercatat 56 dari 343 siswa belum terlacak. *k16

Komentar