nusabali

Pengadaan Tiga Eskavator Dipersoalkan

  • www.nusabali.com-pengadaan-tiga-eskavator-dipersoalkan

Fokus pembangunan di bidang pertanian menjadi alasan pengadaan eskavator dan truk dengan nilai Rp 28 miliar.

SINGARAJA, NusaBali

Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian (Distana) berencana membeli tiga unit alat berat eskavator dan satu unit truk pengangkut alat berat. Pembelian itu guna mendukung peningkatan sektor pertanian. Namun rencana pembelian itu dipertanyakan anggota dewan.

Dalam RAPBD Tahun 2018, Distanak mendapat alokasi dana paling tinggi sekitar Rp 28 miliar. Dimana salah satunya untuk pembelian tiga unit eskavator dan satu unit mobil truk pengangkut alat berat tersebut.

Nah dalam pembahasan, alokasi dana sebesar Rp 28 miliar itu sempat dipertanyakan karena jumlah sangat besar dibanding organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya. Di samping itu pengadaan tiga unit alat berat juga dipertanyakan.

“Peruntukkannya untuk apa saja dananya itu. Ada tiga unit alat berat itu, apakah nanti tepat sasaran. Program-program harus dibuat matang, sehingga capaian dengan biaya yang dikeluarkan itu tepat sasaran,” kata anggota Badan Anggaran DPRD Buleleng, Dewa Putu Tjakra.

Sementara Kepala Distanak I Nyoman Swatantra mengatakan, peningkatan alokasi dana pada Distanak di tahun 2018 sesuai dengan hasil Musrenbang dimana pembangunan di tahun 2018 difokuskan pada sektor pertanian. Secara bertahap sektor pertanian digarap mulai dari hulu hingga hilir. “Ini sesuai dengan hasil musrenbang, program pada tahun 2018 fokus bidang pertanian, sehingga untuk mendukung program tersebut diberikan dana yang lebih besar dibanding yang lainnya,” jelasnya.

Sedangkan mengenai pengadaan tiga unit alat berat itu, Swatantra menyebut bagian dari program kegiatan untuk mendukung pembangunan sektor pertanian. Alat berat itu akan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sektor pertanian.

Disebutkan, alat berat disiapkan untuk mengatasi kerusakan alur sungai akibat bencana. Sehingga petani tidak banyak dirugikan, karena air bisa lebih cepat mengalir ke sawah pertanian. “Selama ini sering terjadi kerusakan akibat bencana, entah itu tertutup longsor atau potongan kayu. Kalau hanya mengandalkan tenaga manusia, prosesnya lama. Jadi dengan alat berat itu, kerugian petani bisa diminimalkan,” katanya.

Selain mempercepat pebersihan alur sungai, alat berat itu juga siapkan untuk menggali lubang yang akan dipakai membuat kompos. Nantinya sampah dedaunan yang selama ini kadang tidak terolah dengan baik, dimasukkan ke dalam lubang, sampai menjadi kompos. “Alat berat ini ukurannya kecil perkiraan harga Rp 700 juta tiap unit, jadi bisa dimanfaatkan petani membuat lubang tanaman atau untuk lubang kompos,” terang Swatantra.

Masih kata Swatantra, selain beberapa fungsi tersebut, alat berat disiapkan untuk mendukung perluasan lahan pertanian baru di Kecamatan Gerokgak. Salah satu bentuk program ini dengan mencetak sawah baru. Program ini dilakukan sebagai upaya Distan mengendalikan maraknya alihfungsi lahan pertanian yang masih marak terjadi belakangan ini.

Sementara alasan mengapa penambahan lahan baru di Kecamatan Gerokgak yang notabene merupakan lahan kering karena di lahan di daerah tersebut itu pasokan air irigasinya akan di-cover dari aliran air Bendungan Titab – Ularan. “Dulu memang kekurangan air, tetapi sekarang dengan adanya Bendungan di Titab, paoskan air irigasi bisa di-cover, sehingga lahan baru kita kembangkan di sana. Alat berat ini kita gunakan untuk membantu mencetak sawah baru,” imbuhnya. *k19

Komentar