nusabali

Gerayangi Payudara Teman Sekelas Saat Praktikum

  • www.nusabali.com-gerayangi-payudara-teman-sekelas-saat-praktikum

Video rekaman perilaku tak senonoh empat siswa SMK viral di media sosial, Kamis (16/11).

Empat Siswa Dikeluarkan dari SMK Pariwisata Triatmajaya Tabanan


TABANAN, NusaBali
Dalam video, terlihat empat siswa pegangi susu seorang siswi. Ternyata, pelaku dan korban merupakan siswa dari SMK Pariwisata Triatmajaya Tabanan. Pihak sekolah pun sudah langsung jatuhkan sanksi dengan mengeluarkan empat siswa dari SMK Pariwisata Triatmajaya.

Dalam video berdurasi 9 detik yang beredar di media sosial, Kamis kemarin, terlihat seorang siswi (perempuan) tengah duduk di mana sebagian payudaranya dikeluarkan seorang siswa (pelaku). Sedangkan tangannya dipegangi oleh dua siswa lainnya. Sementara satu siswa lagi merekam adegan tak senonoh itu.

Aksi tak senonoh tersebut ternyata melibatkan lima siswa Kelas XI SMK Pariwisata Triatmajaya, termasuk korban. Aksi tersebut terjadi di sela kegiatan praktikum laundry. Berdasarkan hasil penelusuran, siswi yang jadi korban aksi tak senonoh berinisial A, asal Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan.

Sedangkan siswa yang mengeluarkan dan pegangi payudara korban berinisial P, asal Kecamatan Kediri, Tabanan. Sedangkan dua siswa yang memegangi tangan korban masing-masing berinisial D (asal Kecamaran Tabanan) dan R (asal Kecamatan Kerambitan, Tabanan). Sebaliknya, siswa yang merekam adegan tak senonoh itu berinisial R, asal Kecamatan Marga, Tabanan.

Gara-gara kasus ini, Kepala Sekolah (Kasek) SMK Pariwisata Triamajaya Tabanan, I Made Arimbawa, secara khusus menggelar jumpa pers, Kamis kemarin, dengan didampingi Wakasek Manajemen Mutu I Gede Putu Adi Negara dan Wakasek Kesiswaan, I Nyoman Budi Artana. Menurut Kasek Made Aimbawa, empat siswa dan sati siswi yang terlibat dalam adegan tak senonoh itu memang benar anak didiknya dari kelas XI. Aksi tak senonoh itu terjadi saat kegiatan praktikum laundry, Rabu (15/11).

Menurut Arimbawa, pihak sekolah sudah mengambil tindakan tegas dengan lebih dulu mengumpulkan para siswa bersangkutan berikut orangtua mereka. "Tadi (kemarin) kami panggil orang tuanya. Sedangkan para siswa sudah kami panggil sehari sebelumnya," jelas Arimbawa.

Hasil pertemuan tersebut, kasus tak senonoh ini diselesaikan secara kekeluargaan,  tidak sampai dibawa ke ranah hukum, karena pelakunya masih berstatus pelajar. Namun, untuk menimbulkan efek jera, empat siswa pelaku aksi tak senonoh dikeluarkan dari sekolah dan dikembalikan kepada orangtuanya untuk dilakukan pembinaan. "Mereka kami serahkan ke orangtua, dalam artian tidak akan kembali bersekolah di SMK Pariwisata Triatmajaya," tegas Arimbawa.

Meski demikian, kata Arimbawa, keempat siswa tersebut masih diberikan kesempatan belajar dan mengikuti ulangan umun, November 2017 ini, untuk memperoleh nilai. Setelah nanti menerima rapor, keempat siswa harus sudah pindah ke sekolah lain. “Kami pihak sekolah akan membantu memberikan mereka rekomendasi. Sedangkan untuk siswi yang jadi korban, tetap belajar di SMK Pariwisata Triatmajaya ini," katanya.

Belajar dari kasus ini, pihak sekolah nantinya akan meningkatkan pengawasan terhadap seluruh siswa SMP Pariwisata Triatmajaya yang jumlahnya mencapai 1.008 orang. Sedangkan kegiatan praktikum yang selama ini lebih banyak dilakukan di dalam kamar karena banyak siswa jurusan house keeping, nantinya akan dipisah antara laki-laki dan perempyan. "Nanti kami bedakan ruang praktikumnya antara siswa dan siswi,” tandas Arimbawa.

Sementara, Wakasek Manajemen Mutu SMK Pariwisata Triatmajaya, I Gede Putu Adi Negara, mengatakan peristiwa tak senonoh ini terjadi Rabu pagi sekitar pukul 10.00 Wita, saat siswa Kelas XI mengikuti praktikum loundry. Kala itu, guru memberikan tugas kelompok. Hanya saja, terjadi gangguan karena saat pratikum berlangsung, air PAM tiba-tiba macet. "Saat guru memperbaiki air PAM keluar kelas, terjadilah kasus itu," beber Adi Negara.

Menurut Adi Negara, perilaku anak didiknya ini diduga hanya iseng. Sebab, siswa yang share vidoo tersebut juga tidak merasa ngeshare, karena paket di ponselnya sempat mati. Bahkan, ponselnya sempat dipinjam oleh temanya di kampung. "Tapi, apa pun kami minta maaf atas kasus ini,” katanya.

Adi Negara menyebutkan, siswi korban aksi tak senonoh saat ini masih shock. Saat dipanggil ke sekolah usai kejadian, korban juga menangis hingga harus ditenangkan oleh tuan rumahnya di tempat kos. "Nanti kami akan berikan pendampingan terhadap korban agar percaya dirinya kembali bangkit. Korban sekarang masih ada di kampung," jelas Adi Negara.

Sementara, Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Tabanan, I Ketut Sudarma, mengakatakan baru tahu informasi soal aksi tak senonoh di SMK Pariwisata Triatmajaya ini, Kamis sore. Namun, kata Ketut Sudarma, pihak SMK Triatmaja sudah berkorrdinasi ke Kantor UPT terkait keputusan yang diambil.

Menurut Sudarma, pihaknya menyarankan untuk memberikan teguran tertulis kepada guru yang bersangkutan agar lebih waspada dalam mengawasi siswa. “Kami juga sarankan untuk memberikan pendampingan kepada siswi yang jadi korban. Jika dalam 3 hari kondisi korban tidak stabil, harus dibawa ke psikolog," tegas Sudarma saat dikonfirmasi terpisah, Kamis petang. *d

Komentar