nusabali

Darurat Penanganan Pengungsi Diperpanjang

  • www.nusabali.com-darurat-penanganan-pengungsi-diperpanjang

Gubernur Bali Made Mangku Pastika kembali memperpanjang keadaan darurat penanganan pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem hingga 23 November 2017.

AMLAPURA, NusaBali

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Dewa Indra di Denpasar mengatakan keadaan darurat diperpanjang selama 14 hari untuk memudahkan penanganan para pengungsi yang masih bertahan di pos pengungsian. Surat pernyataan perpanjangan darurat penanganan pengungsi Gunung Agung telah ditandatangani Gubernur Made Mangku Pastika, Jumat (10/11).

Surat dengan nomor 361/11767/SET/BPBD itu sekaligus memperpanjang surat pernyataan keadaan darurat penanganan pengungsi sebelumnya yang berakhir pada Kamis (9/11) yang diterbitkan sejak 27 Oktober 2017. Sekretaris Pos Tanggap Bencana I Gede Adnya Muliadi didampingi Divisi kajian Situasi Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan tetap konsisten melayani kebutuhan pengungsi mulai dari kebutuhan logistik, kebutuhan air, MCK, pelayanan kesehatan, dan kebutuhan pendidikan. “Di sini telah ada tim yang bekerja sesuai protap sejak awal. Tiap akhir tugas di sore hari melakukan rapat evaluasi,” kata Adnya Muliadi.

Sementara Arimbawa menambahkan, bukan saja melakukan penanganan pengungsi juga disertai menggelar pelatihan penanganan evakuasi dan sosialisasi tata cara mengevakuasi warga dan ternak jika Gunung Agung erupsi. Pengungsi yang ditangani petugas pos tanggap bencana di Karangasem sebanyak 19.232 jiwa, terdiri dari 1.407 balita, 1.622 lansia, 38 ibu hamil, dan 265 cacat.

Camat Sidemen, AA Made Agung Surya Jaya menampung 1.978 pengungsi berasal dari 541 kepala keluarga tersebar di 10 desa. “Jumlah pengungsi berkurang dari sebelumnya,” kata Agung Surya. Sedangkan relawan PMI Provinsi Bali I Wayan Aryawan yang bertugas di Kecamatan Rendang mengatakan pengungsi yang masih bertahan 2.536 jiwa tersebar  di empat desa. Masing-masing di Desa Menanga sebanyak 59 jiwa, Desa Rendang 1.291 jiwa, Desa Nongan 845 jiwa, dan Desa Pesaban 241 jiwa.  “Pengungsi berkurang. Kami tetap berikan pelayanan kesehatan, kebutuhan air dan mengantar siswa ke sekolah,” jelas Aryawan.

Terpisah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat saat berstatus awas sejak Kamis (22/9) gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu per hari rata-rata jumlah kegempaan lebih dari 600 kali. Namun saat ini jumlah kegempaan baik vulkanik dalam dan dangkal di sekitar Gunung Agung menurun signifikan menjadi puluhan per hari. PVMBG mencatat pengamatan pada Jumat mulai pukul 00.00 hingga 06.00 Wita, jumlah kegempaan atau vulkanik dangkal mencapai delapan kali dan vulkanik dalam 12 kali.

Dalam status siaga ini PVMBG mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius enam kilometer dari puncak gunung dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timurlaut dan tenggara-selatan-Baratdaya sejauh 7,5 kilometer. *k16

Komentar