nusabali

Bilik Mesra Jadi Pro Kontra

  • www.nusabali.com-bilik-mesra-jadi-pro-kontra

Warga pengungsi mengaku telah memanfaatkan bilik mesra yang dibuat PMI Provinsi Bali di Desa Pesaban, Kecamatan Rendang.

AMLAPURA, NusaBali

Pembangunan bilik mesra di tempat pengungsian menjadi pro kontra. PMI Provinsi Bali dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Karangasem cocok bangun bilik mesra untuk kebutuhan bathin pengungsi. PMI Provinsi Bali telah bangun satu bilik mesra di Desa Pesaban, Kecamatan Rendang. Sementara Direktur Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai bilik mesra tidak tepat di lokasi pengungsian.

Direktur BNPB, Tri Budiarto menyebut perlu kajian yang tepat pentingnya membangun bilik mesra. Apalagi hanya membangun satu bilik untuk ratusan pasangan pengungsi. Dikatakan, para pengungsi dari Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, KRB II, dan KRB I sudah empat minggu tinggal di tempat pengungsian dan perlu memikirkan bilik mesra untuk pasangan suami istri pengungsi. “Tetapi tidak semudah itu membangunnya, karena bangunan itu ada di antara ratusan pengungsi,” ungkap Tri Budiarto di Amlapura, Senin (16/10).

Apalagi di tempat mengungsi banyak anak-anak. “Nanti kalau anak-anak bertanya untuk apa masuk ke bilik itu? Makanya, perlu dikaji cara mengatasi dengan tepat kebutuhan suami istri tersebut,” tambahnya. Sedangkan relawan PMI Provinsi Bali, I Wayan Aryawan mengaku telah membangun satu bilik mesra di Desa Pesaban, Kecamatan Rendang. “Apakah sudah terpakai apa belum, saya kan tidak jelas mengetahui, itu menyangkut privasi orang,” jelas Aryawan.

Menurut Aryawan, bilik mesra wajib dibangun di setiap pengungsian karena menyangkut kebutuhan bathin. “Warga mengaku telah menggunakannya (bilik mesra),” tambahnya. Rencananya, PMI Bali membangun bilik mesra lebih banyak lagi di setiap lokasi pengungsian yang jumlah pengungsinya cukup banyak. Beda dengan pengungsi di rumah penduduk, tidak perlu ada bilik mesra.

Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Karangasem, Made Sosiawan mengakui bilik mesra sangat perlu dibangun untuk kebutuhan bathin pengungsi. “Kami baru merencanakan membangun bilik mesra, ada beberapa titik yang sedianya kami bangun, masih survei,” katanya. Bilik mesra katanya untuk menyeimbangkan kebutuhan pokok pengungsi, selain kebutuhan lahir berupa logistik, juga perlu bilik mesra untuk kebutuhan bathin.

Sedangkan kebutuhan bathin lainnya telah beberapa kali terlayani berupa hiburan layar tancap, hiburan bondres, mendatangkan penyanyi pop Bali, dan bentuk hiburan lainnya. “Tujuannya agar pengungsi tidak jenuh tinggal di tenda,” kata Sosiawan. Dia mengaku belum mengagendakan secara pasti kebutuhan bilik mesra karena masih melakukan pendataan pengungsi yang berasal dari 28 desa yang masuk rawan bencana. Terpisah, Perbekel Desa Ulakan, I Nengah Dipta yang menangani pengungsi di Lapangan Desa Ulakan, Banjar Belong, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, mengaku belum memikirkan membangun bilik mesra. “Belum ada pemintaan, di mana mesti kami bangun, begini ramainya pengungsi,” kata Dipta. *k16

Komentar