nusabali

Tersenggol Alat Berat, 3 Tiang Listrik Tumbang

  • www.nusabali.com-tersenggol-alat-berat-3-tiang-listrik-tumbang

Alat berat pengeruk tanah untuk saluran pipa PDAM menyenggol gardu PLN hingga tumbang. Kerugian yang dialami PLN sekitar Rp 100 juta. 

MANGUPURA, NusaBali
Penggalian pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Jalan Raya Darma Wangsa, Kampial, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, mengakibatkan tiga unit tiang listrik tumbang. Agar pelanggan PLN tidak terdampak terlalu parah, dilakukan rekayasa pengalihan arus listrik.

Manajer PLN Area Kuta I Made Ariana yang dikonfirmasi pada Senin (16/10), mengungkapkan, lokasi tiga tiang listrik yang tumbang itu sedang dilakukan penggalian pipa PDAM.

Diceritakannya, pada saat pengerjaan, alat berat yang digunakan untuk pengerukan lubang pipa tak sengaja menyenggol gardu PLN hingga tumbang. Akibat gardu tumbang, tiga tiang listrik yang menghubungkan kabel langsung ke gardu ikut tumbang. 

“Saat pengerjaan proyek, di bawah tiang gardu itu sudah dikikis. Entah bagaimana, kepala alat berat tak sengaja menyenggol bagian bawah tiang, sehingga menarik kabel dan merobohkan tiang gardu,” ungkap Made Ariana.

Diperkirakan peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (15/10) sekitar pukul 23.30 wita. Mendapat informasi kejadian itu, pihaknya menurunkan personel untuk melakukan pengecekan serta melakukan pemotongan kabel yang putus dan melokalisir lokasi gangguan. Langkah cepat itu dilakukan untuk meminimalisir gangguan yang terjadi terhadap pelanggan.

Dikatakannya, akibat kejadian itu pasokan listrik ke sejumlah pelanggan terputus sementara. Menurutnya, untuk 1 gardu tersebut memasok sekitar 20 pelanggan. Pada saat kejadian pihaknya mengambil langkah untuk mencegah terjadinya listrik padam dalam tempo lama. Solusi yang ditempuh, dilakukan rekayasa pengalihan aliran listrik.

“Meski terjadi gangguan, namun tidak banyak pelanggan yang terdampak. Karena untuk pelanggan lain sudah diupayakan untuk dipasok dari gardu yang lain. Setelah kejadian, ada rekayasa penyaluran beban berupa pengalihan aliran listrik, sehingga di lokasi itu saja yang dilokalisir. Kerugian akibat kejadian ini diperkirakan sekitar 100 juta rupiah,” kata Made Ariana.

Dalam perbaikan tersebut, pihaknya bersama dengan vendor menurunkan sebanyak 15 personel. Dirinya meminta pihak pelaksana proyek, agar vendor atau kontraktor yang ditugaskan lebih koordinatif. Dalam proses pengerjaanya jangan asal bekerja, tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap utilitas yang lain. “Pada saat pengerjaan, mereka tidak koordinasi dengan kami. Karena kerjanya malam sehingga di luar monitoring kami. Padahal risikonya sangat besar,” ucapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung IB Surya Suamba mengaku belum menerima laporan terkait insiden tersebut. Suamba menyatakan memang benar sedang dilakukan pemasangan pipa air dan perbaikan drainase oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung. Suamba berjanji akan melakukan koordinasi kembali dengan pihak kontraktor, agar tetap berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. 

“Masalah pekerjaan di lapangan, kami tidak bisa prediksi. Kami akan koordinasikan kembali dengan pihak kontraktor, agar lebih berhati-hati dan selalu melakukan koordinasi dengan pemilik utilitas,” kata Surya Suamba.

Insiden tersebut disesalkan kalangan dewan. Komisi II DPRD Badung berharap dari segi perencanaan, seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan fisik agar betul-betul matang. Sehingga tak timbul persoalan seperti yang terjadi sekarang.

“Ini pelajaran. Kami harapkan perencanaan yang berhubungan dengan proyek fisik diperhitungankan secara matang. Koordinasi dengan stakeholder terkait harus intensif, agar kejadian seperti ini tidak terulang,” harap Ketua Komisi II DPRD Badung I Wayan Luwir Wiana, Senin (16/10).

Apalagi, lanjutnya, bupati sudah berkomitmen dalam segala aspek pembangunan di Badung harus bersinergi. Terlebih ini merupakan fasilitas umum. “Jadi kami berharap instansi teknis sudah memperhatikan risiko-risiko seperti ini. Itu lah pentingnya koordinasi dengan semua pihak,” kata Luwir Wiana.

“Apapun entah itu dalam proyek pembangunan jalan, drainase, trotoar, maupun pembangunan jaringan pipa air harus intens berkoordinasi dengan pihak PLN atau pihak lainnya, supaya peristiwa seperti ini tidak terjadi,” harap politisi asal Kuta Selatan, itu. *p, asa

Komentar