nusabali

Satpol PP Jembrana Bongkar Reklame dan Pulangkan 6 Anak Punk

  • www.nusabali.com-satpol-pp-jembrana-bongkar-reklame-dan-pulangkan-6-anak-punk

Satpol PP Jembrana membongkar 19 papan reklame bodong, terdiri dari 14 reklame rokok dan 5 reklame merek ponsel lengkap dengan nama toko atau tempat usaha.

NEGARA, NusaBali
Sebanyak 14 reklame salah satu merek rokok ini ditertibkan dari sejumlah warung maupun toko di seputaran Kelurahan Gilimanuk, Selasa (10/10). Sedangkan 5 reklame merek salah satu HP ditertibkan dari konter HP di seputaran kota Negara, Rabu (11/10). 

Untuk membongkar reklame yang dipasang di tiang besi itu, petugas sengaja menggunakan sejumlah peralatan, seperti linggis, palu, hingga gergaji besi. “Itu semua kami bongkar karena tidak membayar pajak,” ujar Kasat Pol PP Jembrana Gusti Ngurah Rai Budhi, Rabu kemarin.

Menurutnya, 14 reklame rokok ditertibkan karena di Gilimanuk dilarang ada reklame rokok, lantaran masuk zona kawasan tanpa rokok (KTR). Sedangkan 5 reklame HP yang ditemukan terpasang di sejumlah konter HP, memang sudah habis masa berlaku izinnya. “Sebelum kami turun melakukan penertiban, sudah ada peringatan dari Perizinan. Tetapi karena tidak dihiraukan, terpaksa kami bongkar, dan papan reklamenya kami bawa ke kantor. Nanti semisal mau diambil, silakan diambil. Tetapi kalau akan dipasang lagi, harus dipenuhi syarat-syaratnya dulu,” tegasnya.

Selain itu, pada Rabu kemairn jajarannya juga memulangkan 6 anak punk asal Jawa. Mereka didapati saat berusaha menghentikan kendaran umum menuju Denpasar, di halte dekat perempatan Pos Polantas Sudirman, Jalan Sudirman, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana. Keberadaan 6 anak punk yang rata-rata berusia 16–17 tahun, salah satu di antaranya perempuan, pertama diamankan jajaran Polantas Jembrana, sebelum kemudian diserahkan ke Satpol PP Jembrana.

Ketika diminta keterangan, 6 punker yang semua mengaku sudah putus sekolah dan beberapa tampak bertato hingga ke bagian wajahnya ini, hendak mencari teman mereka di Tabanan. Mereka berangkat bersama-sama dari Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu (7/10) sore. Waktu berangkat mereka menyatakan secara diam-diam naik ke bak truk, sampai Pelabuhan Ketapang, dan lanjut menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Minggu (8/10) malam. Ketika menaiki kapal, mereka yang tidak membawa bekal uang memadai ini, juga menumpang secara diam-diam tanpa membeli karcis. “Ya sudah biasa hidup gini Pak. Kadang kami ngamen dan minta-minta di jalan,” ujar salah satu di antara punker tersebut.

Mereka kemudian dipulangkan ke Jawa, dengan diantar petugas sampai menaiki kapal di Pelabuhan Gilimanuk. Sebelum dipulangkan, anak-anak punk yang tidak ada satupun memiliki KTP ataupun kartu identitas ini, sempat diberi makan termasuk bekal masing-masing Rp 50 ribu oleh Dinas Sosial Jembrana. “Tadi juga mereka kami suruh mandi, karena bau sekali, dan kentara tidak pernah mandi. Yang jelas, kami pulangkan karena khawatir terjadi hal-hal tidak diinginkan. Apalagi tujuan mereka tidak jelas. Sempat bilang ke Tabanan, tetapi begitu ditanya Tabanan mana, malah bilang mau ke Tabanan Badung,” ujar Rai Budhi. 7 ode

Komentar