nusabali

40 Siswa SD Keracunan Usai Sarapan di Kantin

  • www.nusabali.com-40-siswa-sd-keracunan-usai-sarapan-di-kantin

Sebanyak 40 siswa SDN 5 Panji, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, dilarikan ke rumah sakit, Rabu (11/10), setelah mengalami gejala keracunan usai makan nasi bungkus di kantin sekolah. 

SINGARAJA, NusaBali
Para korban bertumbangan sejak pagi pukul 08.30 Wita, dengan gejala yang sama: pusing, mual, dan muntah-muntah.

Beberapa menit sebelum bertumbangan, para siswa korban keracunan sempat belanja dan sarapan nasi bungkus yang dijual salah satu guru di kantin sekolah. Nasib bungkus berharga Rp 2.000 itu berlaku dagung ayam sisit, mie goreng, dan tempe. Kemudian, pukul 08.30 Wita, seorang siswa tiba-tiba muntah. Tak lama berselang, gejala serupa dialami sejumlah siswa, yang sebagian besar murid Kelas I. Para korban pun dilarikan ke Puskesmas Sukasada. 

Namun, mereka kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng di Singaraja, karena jumlah korban semakin banyak. Hingga Rabu sore, tercatat ada 40 siswa SDN 5 Panji korban keracunan yang dilarikan ke RSUD Buleleng. Jumlah korban mencapai seperempat lebih dari total 145 siswa yang ada di SDN 5 Panji. 

Kabag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara, mengatakan dari jumlah tersebut, 2 korban di antaranya harus menjalani rawat inap karena kondisinya cukup parah, ykni Nyoman Sutriani, 8, dan Putu Restu Cintya Dewi, 7. “Secara umum, keluhannya mengarah ke keracunan makanan, seperti pusing, mual, muntah-muntah. Namun, penyebab pastinya belum diketahui,” jelas Ketut Budiantara di RSUD Buleleng, Rabu kemarin.

Petugas Dinas Kesehatan Buleleng pun telah mengambil sampel muntahan siswa korban keracunan, untuk diperiksa guna mengetahui penyebabnya. Selain itu, mereka juga memeriksa dapur pembuatan nasi bungkus yang dilakukan oleh guru SDN 1 Panji di rumahnya.

Secara terpisah, Kepala Sekolah (Kasek) SDN 5 Panji, I Gusti Bagus Ngurah Suradnyana, mengakui nasi bungkus yang dijual di kantin dijual oleh guru-guru setempat secara bergiliran. “Selama ini, memang para guru yang bergiliran menyediakan makanan di kantin sekolah,” ujar Gusti Bagus Ngurah Suradnyana saat ditemui di RSUD Singaraja, Rabu kemarin. 

Menurut Ngurah Suradnyana, Rabu kemarin ada 50 nasi bungkus yang dijual di kantin dan semuanya ludes terjual. Nasi bungus yang diduga tebar petaka keracunan massal berisi daging ayam sisir, mie goreng, dan tempe ini dijual Rp 2.000 per bungkus.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa, sangat menyayangkan peristiwa keracunan massal di SDN 5 Panji. Padahal, baru sebulan lalu Disdikpora Buleleng mengirimkan surat edaran (SE) berisi 18 poin terkait menjaga kesehatan kantin sekolah dan makanan yang dijual. 

“Kami sudah sampaikan berkali-kali secara lisan di setiap pertemuan, bahkan juga lewat surat edaran ke masing-masing sekolah. Ternyata, kembali terjadi kasus seperti ini. Kami akan bahas dan kaji kembali degan tim penegak disiplin, agar imbauan kami diperhatikan serius dan berhati-hati memberikan makanan di sekolah,” sesal Gede Suyasa. Menurut Suyasa, pihaknya juga pertimbangkan sanksi yang tepat diberikan atas kasus yang sudaha menjadi peringatan sebelumnya ini.

Untuk diketahui, ini buat ketiga kalinya terjadi kasus keracunan siswa secara massal di wilayah Buleleng selama tahun 2017. Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di TK Negeri Joanyar, Desa Joanyar, Kecamatan Seririt (Maret 2017) dan di TK Negeri Pembina Seririt (Juni 2017). 7 k23

Komentar