nusabali

Upaya Niskala Membentengi Desa Bebandem dari Bencana

  • www.nusabali.com-upaya-niskala-membentengi-desa-bebandem-dari-bencana

Untuk kali pertrama selama 135 tahun digelar Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dang Kahyangan Bukit, Desa Pakraman Bukit, Kecamatan Karangasem

Prosesi Mabiasa Ida Batara Alit di Pura Bale Agung, Desa Pakraman Bebandem


AMLAPURA, NusaBali
Ida Batara Alit yang berstana di Pura Bale Agung, Desa Pakraman Bebandem, Kecamatan Bebandem, Karangasem katuran mabiasa (kapundut keliling desa) selama tiga hari. Ritual mundut pralina Ida Batara Alit mengelilingi 9 banjar adat yang ada ini dilaksanakan untuk membentengi secara niskala wewidangan Desa Pakraman Bebandem dari ancaman bencana Gunung Agung.

Prosesi ritual mabiasa Ida Batara Alt dilaksanakan selama tiga hari mulai Wraspati Pon Wariga, Kamis (5/10), hingga Saniscara Kliwon Wariga, Sabtu (7/10). Dalam ritual ini, seluruh krama yang kebagian tugas mengiringi pralina Ida Batara Alit keliling banjar tanpa mengenakan busana atasan. Mereka hanya mengenakan kain (kamben) dan udeng. Selain itu, mereka juga semua bersenjatakan pelepah pisang, sebagai simbol berjaga-jaga agar musibah tidak masuk wilayah Desa Bebandem.

Bendesa Pakraman Bebandem, I Wayan Dana, menyatakan Ida Bhatara Alit kate-dunang (diturunkan) sejak mulai Buda Pang Wariga, Rabu (4/10), dan langsung masucian ke Pura Ulunswi di Banjar Adat Tiyingan Tengah, Desa Pakraman Bebandem yang lokasinya di tengah sawah. Selanjutnya, pralingga Ida Batara Alit distanakan di Pura Bale Agung, Desa Pakraman Bebandem.

Sedangkan prosesi ritual mabiasa, kata Wayan Dana, dilakukan sejak Purnamaning Kapat pada Wraspati Pon Wariga, Kamis lalu. Keliling wewidangan Desa Pakraman Bebandem ini diawali dengan katuran aci di Pura Dalem, Pura Puseh, dan catus pata (perempatan desa). Selanjutnya, dilakukan mabiasa keliling menuju Banjar Tunggak, Banjar Dukuh, Banjar Kayu Putih, Banjar Tengah, Banjar Desa, Banjar Tiyingan Kauh, Banjar Tiyingan Tengah, Banjar Tiyingan Kangin, dan Banjar Naga Sari.

Tiga banjar ini dikelilingi dengan mundut pralingga Ida Batara Alit secara bergantian, selama tiga hari. Menurut Wayan Dana, prosesi mabiasa Ida Batara Alit digelar sejak pagi hari sampai sore. Di sepanjang perjalanan, pengayah kaum lanang (laki-laki) yang tidak mengenakan busana atasan berjalan sambil saling serang menggunakan senjata pelepah pisah.

“Perang-perangan dengan pelepah pisang ini sebagai cermin kegigihan pangayah me-mbentengi wewidanganDesa Pakraman Bebandem dari segala musibah, termasuk ancaman bencana Gunung Agung meletus,” ujar Wayan Dana di sela ritual mabiase di Desa Pakraman Bebandem, Sabtu lalu.

Wayan Dana menyebutkan, setelah usai ritual mabiasa selama tiga hari, dilanjut dengan menggelar pesrembahyangan bersama di Pura Bale Agung, Desa Paklraman Bebandem. Persembahyangan bersama ini diantarkan Jro Mangku Pura Bale Agung. Prosesi ritual mabiasa, kata Wayan Dana, dilaksanakan krama Desa Pakraman Bebandem 2 tahun sekali saat aci Purnamaning Kapat.

Sementara itu, keluarga Puri Karangasem menggelar Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dang Kahyangan Bukit, Desa Pakraman Bukit, Kecamatan Karangasem, yang puncaknya jatuh pada Purnamaning Kapat, 5 Oktober 2017 lalu. Karya ini digelar selama hampir sebulan, hingga prosesi masineb pada Buda Umanis Julungwagi, Rabu (18/10) depan.

Menurut Pangrajeg Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dang Kahyangan Bukit, AA Bagus Maha Putra Sanjaya, ini karya mamungkah pertama kalinya di Pura Dang Kahyangan Bukit selama 135 tahun terakhir. Upacara ini digelar setelah dilakukan perbaikan seluruh palinggih di Pura Dang Kahyangan Bukit.

“Karenanya, rangkaian upacara diawali dengan prosesi pamelaspas palinggih,” ujar Maha Putra Sanjaya di sela-sela upacara nganyarin di Pura Dang Kahyangan Bukit, Sabtu kemarin. Ke depannya, kara Maha Putra Sanjaya, karya serupa akan dilaksanakan rutun 10 tahun sekali.

Menurut Maha Putra Sanjaya, Pura Bukit didirikan di zaman Kerajaan Karangasem. Pendirian pura ini diprakarsai keluarga Kerajaan Karangasem, sementara pangemponnya adalah krama Desa Pakraman Bukit. Upacara panganyar dipuput Ida Pedanda Gede Putra Tamu (dari Griya Jungutan, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem) dan Ida Pedanda Gede Ketut Pinatih Pasuruan (dari Griya Tengah, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem). *k16

Komentar