nusabali

Posisinya Rawan, Pos Pantau Gunung Agung Dipindah ke Kintamani

  • www.nusabali.com-posisinya-rawan-pos-pantau-gunung-agung-dipindah-ke-kintamani

Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem terpaksa akan dipindahkan ke Museum Vulkanologi di Panelokan, Kecamatan Kintamani, Bangli.

AMLAPURA, NusaBali
Masalahnya, Pos Pantau Gunung Agung ini dalam posisi rawan bencana dan terancam hancur jika lontaran materual erupsi Gunung Agung mengarah ke barat daya. Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Volkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Vulkanologi Kementerian ESDM, I Gede Suantika, menegaskan Pos Pantau di Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa Rendang ini hanya berjarak 12 kilometer arah barat daya dari kawah puncak Gunung Agung. “Jika lontaran material erupsi Gunung Agung mengarah ke barat daya, Pos Pantau ini bisa hancur,” ujar Gede Suantika saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (8/10).

Gede Suantika menyatakan, pihaknya telah survei lokasi alternatif untuk relokasi Pos Pantau Gunung Agung. Salah satu yang dijadikan lokasi alternatif adalah jaba Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Desa Pakraman Purwayu, Desa Tista, Kecamatan Abang, Karangasem.

Namun, alternatif di jaba Pura Lempuyang ini tidak jadi dipakai. Pertimbangannya, jaba Pura Lempuyang besar kemungkinan terkena hujan abu jika Gunung Agung meletus, sehingga terisolasi lahar panas. Karenanya, kata Suantika, pihaknya pilih alternatif Museum Vulkanologi di Kintamani.

Saat ini, petugas di Pos Pantau Gunung Agung di Desa Rendang berjaga-jaga 24 jam. "Begitu lontaran material mencapai 12 kilometer dan menyentuh Pos Pengamatan Gunung Api Agung, maka petugas akan langsung pergi. 


Alat-alat pemantau yang ada akan kami tinggalkan saja," jelas Suantika. Selama ini, kata Suantika, Pos Pantau Gunung Api di daerah lain beberapa kali jadi korban erupsi, hingga ditinggal pergi petugasnya. "Misalnya, Pos Penagamatan Gunung Aoi di Kediri, Jawa Timur yang jadi korban letusan," tandas pejabat asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang lulusan  Fakultas Geo Fisika Meteorologi ITB Bandung ini.

Disinggung soal kondisi terakhir Gunung Agung, Suantika menyebutkan masih mengepulkan asap tebal bercampur solfatara, setinggi 200 meter dari puncak kawah. Selama seharian kemarin sejak dinihari pukul 00.00 Wita hingga petang pukul 18.00 Wita, terjadi 185 kali gempa vulkanik dangkal dan 369 kali gempa vulkanik dalam. Sedangkan selama 24 jam sehari sebelumnya, gempa vulkanik dangkal sebanyak 309 kali dan gempa vulkanik dalam mencapai 536 kali.


SELANJUTNYA . . .

Komentar