nusabali

Viral, Maknanya Apa?

  • www.nusabali.com-viral-maknanya-apa

Secara morfologis, viral  merupakan bentukan kata sifat dari kata benda virus. Virus memang merebak cepat, seperti campak atau flu burung.

Viral sering diasosiasikan dengan citra, video, informasi yang beredar secara luas dan cepat. Peluang ini dimanfaatkan sebagai peluang bisnis untuk pemasaran produk secara daring (dalam jaringan), antonim dari luring (luar jaringan).


Misalnya, gagasan tentang program full day school dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Melalui Tribunjambi.com ‘Sekolah lima hari dengan durasi delapan jam setiap harinya dinilai menciptakan persoalan lain’. Gagasan ini ditingkahi pula dengan komentar bahwa ‘Beberapa ahli berpendapat bahwa full day school itu tidak tepat’.

Sekolah sehari penuh menjadi sebuah viral. Efeknya, psikolog seperti Karina Adistiana bereaksi bahwa ia hanya cocok di daerah tertentu, seperti daerah-daerah urban. Menurutnya kebijakan penambahan jam belajar di sekolah sebaiknya ditunda dan Kemendikbud lebih banyak lagi melakukan kajian. Ketidaksetujuan juga diungkapkan oleh Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama-Arifin Junaidi. Menurut Arifin, jika kebijakan yang diatur dalam Peraturan Mendikbud Nomor 23 Tahun 2017 itu tak segera dicabut, maka akan timbul aksi penolakan secara massal. Ditambah lagi dengan sebuah postingan yang membawa pesan yang memperlihatkan anak kelelahan, yang katanya akibat dari sekolah 8 jam sehari itu. Akhirul kata, Presiden mengeluarkan peraturan untuk menata kembali gagasan tersebut.

Seorang netizen memviralkan respons, ‘ah masa sih kedua anakku dari smp sma sekolah full day ngga ada masalah tuh asyk asyk aja hanya mungkin waktu yang dua hari itu di pakai sesuai dgn keinginananya silahkan selama tidak membuat masalah atau masih mengikuti aturan jadi full day ayk asyk aja’. Viral ini sangat dipahami. Namun rangkaian katanya merusak tata bahasa Indonesia. Pilihan kata, ejaan, kalimat tidak ada titik koma, bersambung se-enaknya. Tidak ada lagi kepedulian akan kebangsaan, yaitu satu nusa-satu bangsa-satu bahasa. Bahasa tidak lagi mencerminkan karakter bangsa. Sopan santun berbahasa tidak lagi diindahkan. Kebenaran gramatika tidak lagi menjadi parameter berbahasa yang penting.

Virus Ransomware Wanna Cry telah menyebar ke 99 negara di dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan di Indonesia, virus tersebut mendadak menyebar luas dan menjadi trending topik di Google. Virus Wanna Cry atau Wanna Decryptor mulai menyerang sejumlah negara pada hari Jumat 13 Mei 2017. Dua rumah sakit di Indonesia juga telah diserang oleh Wanna Cry. Dua rumah sakit itu adalah RS Dharmais dan RS Harapan Kita. Sejak dua rumah sakit terserang itulah Ransomware langsung viral di Indonesia.Tidak hanya di Indonesia, sejumlah negara lain juga terinfeksi virus Ransomware Wanna Cry, di antaranya adalah negara Amerika Serikat, Inggris, Italia, Spanyol, Rusia, China, Taiwan, serta Ukraina. Serangan tersebut tentu saja membuat banyak negara merasa resah. Pasalnya virus tersebut dapat melumpuhkan sebuah sistem yang ada dalam sebuah jaringan computer.

Masyarakat pengguna internet memiliki kebebasan terhadap penggunaan dan kebebasan mengemukakan pendapat. Kebebasan berpendapat bagi para pengguna internet sudah menjadi kebiasaan yang biasa terlihat, namun kebiasaan menggunakan kebebasan berpendapat dapat menimbulkan adanya hoax. Indikasi hoax terbentuk dari bebasnya pengguna internet menyampaikan pendapat lewat dan asumsi menggunakan media massa dan media gambar yang belum pasti kebenarannya. Hoax dapat menimbulkan banyak kerugian.

Menurut Australian Radio, kebohongan dalam dunia maya sudah terjadi sejak awal terbentuknya world wide web (www). Kini pun kehadiran media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan media sosial lain menjadi penyebab utama hoax bisa tersebar lebih cepat. Hoax dibuat oleh seseorang atau sekelompok dengan tujuan yang beragam. Banyak  tujuan pengguna internet untuk membuat hoax, yaitu mulai dari yang main–main, agitasi yang bersifat menghasut, politik, propaganda, dan kepentingan yang berorientasi kepada ekonomi. Hoax yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang berorientasi kepada ekonomi biasanya bersifat penipuan. Kebiasaan memberikan hoax sangatlah berbahaya terhadap publik karena isinya sangat mudah terlihat di media sosial yang notabene banyak dinikmati dan dilihat oleh masyarakat awam. Mudah-mudahan Bali terhindar dari hoax dan sejenisnya. Semoga. *

Komentar