nusabali

Gigitan Anjing Rabies Kembali Telan Korban

  • www.nusabali.com-gigitan-anjing-rabies-kembali-telan-korban

Gigitan anjing lima bulan silam, dan gigitan empat hari silam dibiarkan oleh korban yang akhirnya menghembuskan nafas terakhir Jumat kemarin.

Dua Kali Digigit, Dua Kali Diabaikan
 
SINGARAJA, NusaBali
Ketut Restiada, 32, warga Banjar Dinas Bengkel, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng akhirnya menghembuskan nafas terakhir di ruang transit RSUD Buleleng, Jumat (6/10) sekitar pukul 07.11 Wita. Restiada divonis suspect rabies oleh tim medis RSUD Buleleng, yang sebelumnya memiliki riwayat gigitan anjing sebanyak dua kali.

Korban Restiada yang kesehariannya bekerja sebagai guide, diantarkan keluarganya ke rumah sakit pada Rabu (4/10) pagi karena mengalami gangguan tidak bisa buang air kecil. Namun setelah mendapatkan penanganan di IRD RSUD Buleleng dan setelah dipasangi cateter oleh dokter jaga ia dipulangkan dan menjalani rawat jalan.

Namun malam sekitar pukul 23.30 Wita, korban kembali diantarkan pihak keluarga ke RSUD Buleleng, karena sakit yang dikeluhkannya disertai dengan sesak nafas. Wayan Ngari, 40, ipar korban menceritakan korban sebelumnya memang pernah megaku digigit anak anjing miliknya sendiri yang baru berusia enam bulan. “Tiga hari yang lalu katanya digigit anjing di rumahnya, anjingnya dia sendiri, di kaki kiri di atas mata kakinya. Tetapi belum sempat diperiksakan karena dia sibuk bekerja,” kata Ngari yang ditemui di ruang jenazah RSUD Buleleng, Jumat (6/10) siang.

Hingga keesokan harinya, korban mengalami keluhan tidak bisa buang air kecil secara mendadak dan malam harinya mengalami sesak nafas. Ia pun kemudian menjalani perawatan di RSUD Buleleng. peristiwa gigitan anjing yang dialami korban juga sempat dialaminya sekitar lima bulan yang lalu. Saat itu kata Ngari, anjing liar yang menggigitnya disebut positif rabies oleh petugas dan sudah mati.

Namun korban sekali lagi tidak memeriksakan hal tersebut ke Puskesmas dan rumah sakit sehingga tidak mendapatkan vaksin anti rabies. “Saat itu anjing yang mati itu juga gigit ponakan saya yang umurnya dua tahun, tapi sudah dapat vaksin lengkap. Sedangkan adik ipar saya karena lukanya sudah sembuh dia tidak cerita dan membiarkan saja tidak dapat vaksin,” imbuh dia.

Selama dirawat di RSUD Buleleng, korban pun mengalami gejala rabies, seperti ekspresi marah, takut air dan air liur terus keluar dari mulutnya. Bahkan sebelum menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (5/10)  malam Restiade sempat mengamuk dan terlepas dari ikatan di tempat tidurnya. Beruntung dapat ditanggulangi oleh satpam RSUD Buleleng.

Restiada di penghujung umurnya, meninggalkan seorang istri, Dwi Wijantari, 30, dan tiga orang anak yang masih bayi dan balita. Pihak keluarga pun menyatakan segera akan melangsungkan upacara penguburan korban di setra Desa Pakraman Bebetin pada Soma Paing Warigadena, Senin (9/10) mendatang.

Sementara itu Humas RSUD Buleleng I Ketut Budiantara yang ditemui di ruang kerjanya membenarkan bahwa kematian  Restiada disebabkan karena kasus gigitan rabies. Hal tersebut sesuai dengan diagnosa dokter yang merawat Restiade selama dua hari. “Analisa awal memang karena suspect rabies, tapi untuk memastikan perlu pemeriksaan laboratorium. Tapi dari ciri-ciri awal memang suspect rabies,” ungkap dia.

Budiantara pun menyebutkan bahwa kasus suspect rabies yang terjadi di Buleleng adalah kali pertama di tahun ini. Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat yang sempat tergigit anjing agar segera melaporkan diri untuk mendapatkan penanganan yang cepat dari ancaman rabies. *k23

Komentar