nusabali

Gunung Agung Naik Status Awas

  • www.nusabali.com-gunung-agung-naik-status-awas

Semalam terjadi kepanikan di Kota Amlapura, sejumlah pasien juga dipindahkan dari RSUD Karangasem

Warga dalam Radius 9 Kilometer Harus Dievakuasi


AMLAPURA, NusaBali
Status Gunung Agung di Karangasem akhirnya naik dari level III (siaga) menjadi level IV (awas), Jumat (22/9) malam pukul 22.30 Wita. Dengan status awas ini, zona merah (kawa-san bahaya) pun diperluas menjadi darius 9 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Informasi terakhir, semalam terrjadi kepanikan luar biasa di Kota Amlapura.

Penetapan status awas (level tertinggi) ini duputuskan Badan Geologi Pusat Volkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, melalui rapat evaluasi PVMBG Kementerian ESDM bersama para ahli, di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Agung kawasan Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, tadi malam. Rapat semalam dipimpin langsung Kepala Badan Geologi PVMBG Kementerian ESDM, Kasbani.

"Melihat perkembangan kondisi terakhir Gunung Agung, yang apinya sudah tinggi dan peningkatan kegempaannya juga sangat luar biasa, maka kita tingkatkan statusnya dari siaga menjadi awas," jelas Kasbanni.

Dengan peningkatan status ini, menurut Kasbini, maka wilayah steril yang semula untuk radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung diperluas menjadi radius 9 kilometer. Bukan hanya itu, untuk wilayah sektoral (ke arah utara, timur laut, dan barat daya) juga diperluas sterilnya dari semula radius 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer.

"Seluruh daerah itu harus dikosongkan. Masyarakat yang ada di kawasan itu harus dievakuasi mulai malam ini (tadi malam) pukul 20.30 Wita. Tidak boleh ada wisatawan atau aktivitas masyarakat di dalamnya,” tandas Kasbini, yang tadi malam didampingi Kepala Bidang Mitigasi Badan Geologi PVMBG Kementerian ESDM, I Gede Suantika.

Menurut Kasbani, pihaknya sudah perintahkan pemerintah daerah untuk secepatnya mengevakuasi masyarakat yang tinggal di radius berbahaya. Berdasarkan informasi dari Pemkab Karangasem, radius 6 kilometer dihuni 15.000 penduduk. Sedangkan kalau 12 kilometer dari kawajh puncak Gunung Agung, berarti ada sekitar 100.000 penduduk yang perlu dievakuasi. Rencananya, Sabtu (23/9) siang ini pukul 13.00 Wita akan digelar rapat koordinasi tingkat nasional. "Pak Menteri ESDM (Ignatius Jonan) sudah memerintahkan pendirian Posko Nasional sebagai pendampingan Pemkab," jelas Kasbani.

Meski Gunung Agung sudah naik ke status awas, hingga tadi malam secara visual belum terlihat adanya letusan, demikian pula asap mengepul, dan munculnya awan panas. Menurut Kasbani, magma Gunung Agung masih tetap terakumulasi di kedalaman 5 kilometer dari puncak. Magma inilah yang siap meledak seraya memuntahkan lava dan gas beracun, terutama belerang dengan ambang batas berlebihan. "Gunung Agung bisa saja langsung meletus, tanpa diawali adanya kepulan asap. Memang sulit diprediksi," jelas Kasbani.

Sementara, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan pihaknya bersama pejabat terkait telah berada di Bali untuk berkoordinasi dengan Gubernur Made Mangku Pastika dan Bupati karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.

"Posko nasional segera diaktivasi untuk memberikan pendampingan pemerintah daerah. Bantuan logistik dan peralatan segera didorong ke titik-titik pengungsian. Rapat koordinasi antar kementerian, lembaga, dan unsur lainnya akan segera dilakukan," ujar Sutopo dikutip Antara secara terpisah, tadi malam.

Selain itu, BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali juga sedang menyiapkan rambu-rambu jarak radius yang akan segera dipasang di tempat-tempat strategis. Tujuannya, agar masyarakat dapat mengetahui posisi di radius aman atau berbahaya. "Masyarakat diimbau untuk tenang, jangan terpancing isu-isu yang menyesatkan. Hingga saat ini, Gunung Agung belum meletus. Pemantauan diintensifkan," tegas Sutopo.

Sementara, infoirmasi terakhir, Sabtu (23/9) dinihari pukul 0.30 Wita, terjadi kepanikan di Kota Amlapura. Jalanan menuju Denpasar macet total, karena banyak warga yang bergerak ke arah barat untuk mengungsi. Sumber NusaBali menyebutkan, kepanikan juga terjadi di RSUD Karangasem di Amlapura. Sejumlah paisen VIP di Lantai I, Lantai II, dan Lantai III konon diinstruksikan untuk dievakuasi keluarganya ke tempat lain. “Ada paisen hamil pecah ketuban yang dirawat di Ruang VIP Wijaya Kusuma Lantai II RSUD karangasem mau dievakuasi ke RSUD Mangusada Badung. Sialnya, jalanan macet, hingga tidak bisa bergerak ke Denpasar,” ujar sumber tersebut.

Sementara itu, hingga Jumat petang pukul 18.00 Wita, jumlah pengungsi korban bencana Gunung Agung sudah tembus 12.488 jiwa. Mereka mengungsi ke 50 titik pengungsian di enam kabupaten se-Bali, yakni Karangasem, Buleleng, Klungkung, Bangli, Tabanan, dan Gianyar. Khusus untuk wilayah Tabanan, pengungsi merambah kawasan Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti.

Petugas Polres Karangasem terus melakukan patroli di enam desa di KRB III (zona merah), 5 desa di KRB II, dan 22 desa di KRB I. Patroli Jumat malam dipimpin langsung Kapolres Karangasem, AKBP I Wayan Gede Ardana, dengan. Patroli tersebut digelar sekaligus untuk mensosialisasikan status Gunung Agung yang sudah naik ke level tertinggi awas.

Bukan hanya itu, menyusul naiknya status Gunung Agung ke level awas tadi malam, langsung terjadi gelombang pengungsi dadakan dari Kelurahan Padangkerta (Kecamatan Karangasem) dan Kelurahan Subagan (Kecamatan Karangasem). Warga dari Kelurahan Padangkerta mengungsi ke daerah yang lebih tinggi. Sedangkan warga dari Lingkungan Gede, Kelurahan Subagan mengungsi ke Pura Dalem Desa Pakraman Subagan. Sebaliknya, warga dari Lingkungan Galiran, Kelurahan Subagan mengungsi ke Bukit Pejanuran. Pantauan NusaBali, akibat gelombang pengungsi dadakan ini, terjadi kemacetan arus kendaraan maulai dari Jalan Sudirman Amlapura, Jalan Ahmad Yani Amlapura menuju jalur Denpasar.

Sementara, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, meminta masyarakat untuk menyalurkan bantuan peduli pengungsi Gunung Agung ke Posko Utama Satgas Siaga Darurat di Dermaga Tanah Ampo, Kecamatan Manggis, Karangasem. "Masyarakat dapat menyalurkan bantuan melalui Posko Utama, dengan menghubungi Koordinator Posko atas nama Bapak Subandi di nomor 08123920931/08776281935, sehingga bantuan yang dikirim bisa dicatat dan jelas disalurkan kemana," ujar Dewa Mahendra di Denpasar kemarin.

Dewa Mahendra menambahkan, bila masyarakat ingin menyalurkan bantuan secara langsung melalui beberapa posko induk, tetap bisa dilakukan. "Tapi, masyarakat sebe-lumnya harus sudah menghubungi Posko Utama Tanah Ampo untuk dilakukan pendataan, karena bantuan disalurkan melalui satu pintu," tegasnya. *k16,nat

Komentar