nusabali

Pengungsi Nyebar ke Enam Kabupaten

  • www.nusabali.com-pengungsi-nyebar-ke-enam-kabupaten

Jumlah pengungsi bencana Gunung Agung hingga Jumat (22/9) petang pukul 18.00 Wita sudah tembus 12.488 orang.

Mas Sumatri Khawatirkan Kesehatan Balita di Tenda


SINGARAJA, NusaBali
Mereka mengungsi ke enam kabupaten di Bali, yakni Karangasem, Buleleng, Klungkung, Bangli, Tabanan, dan Gianyar. Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, khawatirkan kondisi kehsetan balita di tenda-tenda pengungsian.

Data terkini yang diperoleh NusaBali tadi malam, jumlah pengungsi terbanyak di luar Karangasem menyasar kawasan Buleleng, yakni mencapai 2.445 jiwa. Mereka ditampung di desa-desa kawasan Kecamatan Tejakula (Buleleng Timur). Sedangkan yang mengungsi ke wilayah Klungkung mencapai 1.077 jiwa, disusul ke wilayah Bangli (284 jiwa), Tabanan (259 jiwa), dan Gianyar (88 jiwa). Selebihnya, mengungsi di wilayah Karangasem, terbanyak di Kecamatan Rendang mencapai 3.556 jiwa.

Khusus yang mengungsi ke wilayah Tejakula, Buleleng, berasal dari dua desa bertetangga di Kecamatan Kubu, Karangasem yakni Desa Ban dan Desa Dukuh. Jumlah mereka terus bertambah, sejak awal mengungsi, Kamis (21/9). Semula, hanya tiga desa di wilayah Tejakula yang jadi tempat menampung pengungsi, maisng-masing Desa Tembok, Desa Sambirenteng, dan Desa Les.

Karena jumlah pengungsi terus bertambah, Jumat kembali, mereka juga diarahkan ke tiga desa lainnya di wilayah Kecamatan Tejakula, yaitu Desa Penuktukan, Desa Sembiran, dan Desa Pacung. Pengungsi yang datang belakangan langsung diarahkan untuk memanfaatkan fasilitas dan Gedung Serba Guna di tiga desa ini.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, I Made Subur, mengatakan jumlah pengungsian terus bertambah. Bahkan, jumlah pengungsi yang datang ke tenda-tenda di Desa Les sempat tembus 1.500 jiwa. Padahal, tenda yang ada hanya 17 unit dan sudah terisi penuh. “Pengungsi membludak sejak Kamis malam,” ungkap Made Subur saat ditemui NusaBali di lokasi pengungsian di Desa Les, Jumat kemarin.

Menariknya, dua Bupati terjun ke lokasi pengungsian koban bencana Gunung Agung di Tejakula, Jumat kemarin, yakni Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. Bupati Mas Sumatri datang lebih dulu ke tenda pengungsian di Desa Tembok lanjut ke Desa Les kemarin siang pukul 11.00 Wita, sementara Bupati Agus Suradnyana datang ke lokasi pengungsian di Desa Les sore sekitar pukul 15.00 Wita.

Dalam kunjungan kemarin, Bupati Mas Sumantri sempat mengkhawatirkan kondisi kesehatan sejumlah bayi dan balita yang ada di tenda-tenda pengungsian Desa Les. Menurut Mas Sumatri, cuaca panas dan lingkungan yang berdebu dikhawatirkan akan membuat bayi dan balita mudah jatuh sakit. “Saya minta para orangtua yang punya bayi untuk bersedia dipindahkan ngungsi ke bale banjar, gedung, dan fasilitas umum lainnya. Ini lebih aman untuk kesehatan bayi dan anak-anak mereka,” pinta Mas Sumatri.

Selain itu, Mas Sumatri juga mengimbau seluruh warganya yang mengungsi di Desa Les, Desa Tembok, dan desa-desa lainnya di wilayah Tejakula untuk tetap menjaga kesehatan, jangan terbebani masalah harta benda dan ternaknnya yang ada di rumah. Mas Sumatri berjanji akan mencarikan jalan keluar melalui Dinas Pertanian Karangasem, untuk mendata seluruh hewan ternak warganya yang mengungsi.

“Saya selaku penanggung jawab masyarakat Karangasem menitipkan warga kami di Buleleng. Sebelumnya, saya sudah koordinasi juga dengan Bapak Bupati Buleleng agar masyarakat kami mendapatkan pelanana yang bagus, tidak sampai kelaparan. Tolong bantu difasilitasi untuk penyimpanan maupun penarikan uang tabungan bila mereka memiliki tabungan,” harap Mas Sumatri.

Selain itu, Mas Sumantri juga menitipkan warganya yang masih sekolah untuk bisa menjalani proses belajar di sekolah terdekat lokasi pengungsian, tanpa syarat apa pun. Setelah pendataan selesai nanti, pihaknya berencana mendatangkan guru pengajar dari Karangasem untuk mengajar di titik-titik pengungsian.

Sementara, Bupati Agus Suradnyana mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan rapat koordinasi terkait penanganan jangka panjang pengungsi korban bencana Gunung Agung. Diharapkan, ke depannya semua masalah pengungsian dapat tertangani dengan baik, terutama yang menyangkut dan bertanggung jawab maslaah logistik.

“Untuk sementara, semuanya sudah tertangani. Selanjutnya, kami akan koordinasikan untuk penanganan jangka panjang, baik dari sisi logistik, maupun kesehatan terutama bayi, balita, dan para lansia yang mengungsi di sini,” jelas Bupati yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.

Agus Suradnyana mengatakan tidak tertutup kemungkinan nanti pengungsi ke Buleleng akan terus bertambah. Mereka kemungkinan akan mengungsi sampai ke wilayah Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Sawan, jika memang dibutuhkan.

Sementara itu, jumlah pengungsi yang ditampung di GOR Swecapura, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung terus bertambah. Hingga Jumat sore pukul 16.30 Wita, pengungsi sudah mencapai 1.496 jiwa dari 414 kepala keluarga (KK). Karena jumlahnya melebihi kapasitas, kondisi GOR pun penuh sesak. Padahal, baru terisi 945 pengungsi saja sudah krodit.

Pengungsi terpaksa diarahakan menuju tenda-tenda sebelah selatan GOR Swecapura, selain juga memanfaatkan bale banjar terdekat. Di samping itu, puluhan pengungsi juga menyebar cari rumah kontrakan atau rumah kerabatnya di Klungkung.

Khusus di GOR Suwecapura, timbul persoalan terkait toilet yang saat ini jumlahnya hanya 13 unit. Pengungsi harus memanfaatkan parit di sebelah selatan GOR. Sedangkan bayi pengungsi mulai kekurangan asupan gizi seperti susu. Belum lagi masalah kesehatan pengungsi kalangan anak-anak.

“Kami sudah merawat 60 warga sejak Kamis (21/9) malam. Untuk pasien anak-anak, sebagian besar terserang ganguan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) seperti pilek dan batuk,” ungkap Koordinator Public Safety Center (PSC) Kris Dinas Kesehatan Klungkung, Kadek Body Kotama, kepada NusaBali.

Pengunggsi juga banyak mengalami mual dan mutah, kondisi tubuh panas dan lainnya. Bahkan, 3 pasien harus di rujuk ke RSUD Klungkung. Jumat kemarin, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta sempat terjun ke lokasi pengungsian di GOR Suwecapura, seraya menggendong bayi korban bencana Gunung Agung.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Klungkung, Dewa Gde Darmawan, tengah mendata jumlah siswa di tenda pengungsian. Berdasarkan data hingga sore kemarin, tercatat ada 61 siswa SD, 44 siswa SMP, dan 29 siswa SMA/SMK yang mengungsi di GOR Suwecapura.

Menurut Dewa Darmawan, bagi pengungsi bocah SD nantinua akan diarahkan belajar di SDN 1 Gelgel dan SDN 2 Gelgel. Sedangkan siswa SMP akan belajar SMPN 3 Semarapura. Sebaliknya, untuk siswa SMA/SMK pihaknya sudah berkoordinasi dengan UPT Provinsi agar kepala sekolah siap menerima mereka. “Hari Senin (25/9) nanti para siswa siap sekolah,” tandas Dewa Darmawan. *k23,wa

Komentar