nusabali

Peneliti Kanada Tanya Fungsi Gunung Agung

  • www.nusabali.com-peneliti-kanada-tanya-fungsi-gunung-agung

Tiga peneliti gunung berapi asal Kanada: Michael, Adam, dan Jimes datang ke kediaman pakar Weda Prof Dr I Made Titib PhD yang bergelar Ida Pandita Mpu di Banjar Gede, Desa Pakraman Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, Kamis (21/9).

AMLAPURA, NusaBali

Kedatantan tiga peneliti dari Kanada ini untuk menanyakan fungsi Gunung Agung terkait aktivitas sosial religius di Bali. Ketiga peneliti dari Kanada tersebut merasakan kondisi Gunung Agung paling lain di antara gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia. Pasalnya, selama ini Gunung Agung yang memiliki ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (Dpl) sangat erat kaitannya  dengan upacara ritual keagamaan Hindu.

Oleh Ida Pandita Mpu, ketiga peneliti Kanada ini mendapat gambaran tentang fungsi religi Gunung Agung, salah satu gunung berapi yang kini tengah menjadi sorotan karena statusnya naik menjadi level siaga. Mereka pun mencatat dan merekam penjelasan Ida Pandita Mpu.

Ida Pandita Mpu menyebutkan, Gunung Agung awalnya bernama Udaya Parwata, yang berasal dari kata udaya dan parwata. Udaya berarti tinggi, sedangkan parwata berarti gunung. Lama kelamaan, untuk lebih mudah menyebutkannya, mana gunung ini diubah menjadi Gunung Agung.

“Gunung Agung itu tempat stananya para dewa. Karena itu, Gunung Agung memiliki hubungan dengan Gunung Semeru di Jawa Timur dan Gunung Rinjani di Lombok (NTB),” jelas Ida Pandita Mpu. Guynung Semeru merupakan gunung tertinggi di Jawa dengan ketinggian 3.776 meter Dpl, sementara Gunung Rinjani memiliki tinggi 3.726 meter Dpl. Keduanya merupakan gunung berapi, seperti halnya Gunung Agung.

Menurut Ida Pandita Mpu, sumber kehidupan di Bali berasal dari Gunung Agung. Mulai dari kehidupan kebutuhan air, kayu bakar, hingga material batu, pasir, dan kerikil. Gunung Agung yang selama ini disakralkan, kata Ida Pandita Mpu, kini tengah murka dan memperlihatkan tanda-tanda hendak erupsi.

Namun, lanjut Ida Pandita Mpu, erupsi Gunung Agung masih bisa ditahan berkat kekuatan doa yang dilakukan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, beserta jajarannya di Pura Besakih dan Pura Sad Kahyangan lainnya pada Buda Pon Tolu, Rabu (20/9).

"Itu pertanda doa-doa yang dilakukan secara khusyuk dan ikhlas diterima Ida Sang Hyang Widhi yang berstana di Gunung Agung," jelas tokoh spiritual yang juga mantan Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar ini.

Ida Pandita Mpu membenarkan apa yang diungkapkan Pamangku Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Jro Mangku Gede Wangi, bahwa Gunung Agung telah cuntaka (kotor secara niskala), mengingat silih berganti didaki wisatawan. "Benar juga, tujuan dari erupsi Gunung Agung adalah untuk membersihkan unsur cuntaka," katanya. “Selama ini gunung di Bali merupakan pusat orientasi kesucian, sebagai lingga berdiri kokoh yang tidak pernah goyah,” katanya. *k16

Komentar