nusabali

Pengungsi dari Kubu Disebar ke 3 Desa di Buleleng

  • www.nusabali.com-pengungsi-dari-kubu-disebar-ke-3-desa-di-buleleng

Pengungsi Gunung Agung Juga Menyebar ke Wilayah Klungkung dan Denpasar

SINGARAJA, NusaBali
Para pengungsi dari Karangasem terkait bencana Gunung Agung menyebar ke tiga daerah di luar Gumi Lahar, yakni Buleleng, Klungkung, dan Denpasar. Khusus untuk Buleleng, lokasi pengungsian menyebar ke tiga desa bertetangga di Kecamatan Tejakula, yakni Desa Tembok, Desa Sambirenteng, dan Desa Les.

Warga korban bencana yang mengungsi ke wilayah Kecamatan Tejakula, Buleleng, sejak Kamis (21/9) siang pukul 11.00 Wita, berasal dari dua desa di Kecamatan Kubu, Karangasem, yakni Desa Ban dan Desa Dukuh. Mereka datang ke lokasi pengungsian secara bertahap.

Buat sementara, jumlah pengungsi dari Kubu ke Buleleng hingga kemarin sore pukul 17.00 Wita sudah mencapai 732 jiwa. Rinciannya, 535 pengungsi dari Desa Ban dan 179 pengungsi dari Desa Dukuh. Jumlah ini dipastikan akan terus bertambah, sampai nanti semua warga dari Desa Ban dan Desa Dukuh terevakuasi. Selain mengungsi ke Buleleng, penduduk Desa Ban (yang posisinya di radius bahaya dari kawah Gunung Agung) juga mengungsi ke Sanur, Denpasar Selatan. Sedangkan warga Karangasem lainnya banyak yang ditampung mengungsi di GOR Suwecapura Klungkung (baca di halaman 16).

Data yang diperoleh NusaBali, pengungsi dari kawasan Kubu mulai berdatangan ke Desa Tembok, Desa Sambirenteng, dan Desa Les sejak siang pukul 11.00 Wita, dengan diangkut Truk dan mobil Pick Up. Pengungsi asal Desa Dukuh diarahkan ungsi ke Desa Tembok dengan menggunakan bangunan fasilitas umum, seperti Kantor Perbekel, Bale Banjar, dan rumah-rumah warga.

Sedangkan pengungsi dari Desa Ban yang jumlahnya lebih besar, diarahkan ngungsi ke Desa Sambirenteng dan Desa Les, dengan memanfaatkan tenda-tenda darurat yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, BPBD Buleleng, dan Kodim 1609/Buleleng. Khusus 535 pengungsi dari Desa Ban, sebanyak 517 orang di antaranya ditampung di 12 tenda darurat di Desa Les (yang dibangun BPBD dan TNI), sementara 18 orang lagi ditampung di rumah-rumah warga di Desa Sambirenteng.

Seluruh warga darii dua desa yang mengungsi tersebut mengaku sudha bersiap meninggalkan desanya sejak Rabu (20/9), sesuai dengan instruksi dari pemerintah. Mereka mulai mengkemasi barang-barang berharga dan peralatan yang bisa dibawa ke pengungsian. Mereka khawatir dengan situasi di desanya dengan guncangan gempa belasan kali.

“Kemarin (Rabu) kami semua disuruh bersiap-siap sama Pak Kadus dan hari ini mengungsi ke sini,” ungkap Ni Komang Wita, 35, pengungsi asal Desa Ban yang mengungsi bersama empat anaknya, sementara sang suami masih di kampung untuk mengurus 10 hewan ternaknya. Mnurut Komang Wita, warga sekampungnya sudah berkumpul sejak pagi pukul 06.00 Wita, sebelum akhirnya diberangkatkan ke Desa Les.

Sementara, Kepala Desa (Perbekel) Dukuh, Gede Sumiarsa, mengatakan seluruh wilayahnya yang terdiri dari 6 banjar masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Karenanya, Desa Dukuh dikosongkan secara bertahap dan mengarahkan warganya ke pengungsian.

“Karena daerah kami ada di lereng Gunung Agung, semuanya masuk dalam KRB III dan harus dikosongkan. Desa kami berpenduduk 4.169 jiwa. Tapi, untuk pengungsian ada juga yang sudah ke rumha keluarganya di luar daerah,” papar Gede Sumiarsa yang ditemui NusaBali di Kantor Perbekel Tembok kemarin.

Sedangkan Camat Kubu, Made Suartana, mengatakan dari 9 desa yang ada di wilayahnya, hanya 2 desa yang dinyatakan KRB III dengan radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung, yakni Desa Ban dan Desa Dukuh. “Kalau di Desa Dukuh, seluruh wilayahnya kena zona merah (KRB III). Sedangkan di Desa Ban, dari 15 banjar, hanya 6 nam yang kena KRB III,” ungkap dia. Sedangkan di Desa Ban, dari 15 banjar yang ada, hanya 6 banjar yang masuk radius berbahaya,” kata Camat Made Suartana.

Sementara 5 desa yakni Desa Tulamben, Desa Kubu, Desa Sukadana, Desa Baturinggit, dan Desa Tianyar Timur masuk dalam zona KRB I. Sebaliknya, 2 desa yakni Desa Tianyar Tengah dan Desa Tianyar Barat, dinyatakan dalam zona aman. “Jumlah warga di daerah yang masuk zona KRB III (bahaya) mencapai sekitar 10.000 juwa dan semuanya harus mengungsi. Banyak juga yang telah dijemput keluarganya dari luar daerah seeprti Denpasar, Gianyar, Bangli, dan Tabanan. Sedangkan yang difasilitasi pemerintah seluruhnya diarahkan mengungsi ke Buleleng dengan jumlah 5.000 hingga 6.000 jiwa,” tandas Camat Suartana.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Made Subur, mengatakan pola penanganan pengungsi bekerjasama dengan desa yang menerima. Sejak dua hari terakhir, pihaknya sudah menyepakati titik-titik pengungsian yang kini ditempati pengungsi.

“Sudah kami koordinasikan dengan pihak-pihak terkait, termasuk Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. Jangan sampai ada yang kelaparan dan sakit di tempat pengungsian. Setelah nanti semuanya terinventasiasi, kami juga akan berkoordinasi dengan Disdikpora untuk mengikutsertakan anak-anak di pengungsian bisa belajar di sekolah terdekat,” ujar Made Subur. *k23

Komentar