nusabali

Proses Belajar di 36 Sekolah Pun Dihentikan

  • www.nusabali.com-proses-belajar-di-36-sekolah-pun-dihentikan

Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem instruksikan untuk stop kegiatan proses belajar mengajar di 36 sekolah, menyusul status siaga Gunung Agung.

AMLAPURA, NusaBali

Masalahnya, 36 sekolah tersebut masuk kawasan rawan bencana gunung meletus, karena berada dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Kepala Disdikpora Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, mengungkapkan penghentian proses belajar mengajar di 36 sekolah, yang didominasi SD, tersebut diberlakukan mulai Jumat (22/9) ini. “Kamis sudah instruksikan para kepala sekolah bersangkutan agar hentikan kegiatan belajar mengajar,” jelas IGN Kartika di Amlapura, Kamis (21/9).

Sekolah-sekolah yang dihentikan kegiatan belajar mengajarnya terebut tersebar di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem (8 SD), di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu (4 SD), Desa Besakih, Kecamatan Rendang (6 SD), Desa Sebudi, Kecamatan Selat (4 SD), Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem (7 SD), Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem (6 SD dan 1 SMP). Satu-satunya SMP tersebut adalah SMPN 3 Bebandem di Banjar Butus, Desa Buana Giri.

Mengenai proses pendidikan lebih lanjut bagi siswa dari 36 sekolah tersebut, kata IGN Kartika, akan diatur kemudian. Nantinya, para siswa 36 sekolah tersebut akan dititipkan ikut belajar mengajar di sekolah terdekat dengan tempat mereka mengungsi.

"Kami telah berkoordinasi dengan kepala sekolah di dekat pengungsian, agar menampung siswa yang tengah mengungsi, dengan menggunakan sistem double shift. Siswa kalangan pengungsi silakan datang saja ke sekolah, walau tanpa mengenakan seragam dan membawa buku," ujar IGN Kartika di hadapan anak-anak yang mengungsi di Bale Banjar Sanggem, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Kamis kemarin.

Kartika menyatakan, pihaknya sedapat mungkin mengupayakan agar tidak ada siswa yang terbengkalai kelanjutan pendidikannya. Terlebih, bagi siswa Kelas VI SD dan Kelas IX SMP yang akan menghadapi ujian. Saat ini, sebagian dari siswa 36 sekolah tersebut rata-rata sudah tidak belajar selama dua hari terakhir. "Saya sudah dua hari sejak Selasa (19/9) tidak sekolah," tutur Ni Kadek Ayu Ariningsih, siswi Kelas V SDN 1 Sebudi yang mengungsi bersama keluarganya di Bale Banjar Sanggem, Desa Sangkan Gunung.

Sementara, Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Selat, I Gusti Ayu Gede, mengatakan dari 4 SD yang ada di Desa Sebudi, ada satu sekolah telah menghentikan kegiatan belajar mengajar, sejak Rabu (20/9), yakni SDN 4 Sebudi yang berlokasi di Banjar Lebih. Semua siswa tidak ke sekolah atas keinginan orangtuanya, karena khawatir Gunung Agung meletus.

Maklum, Banjar Lebih hanya berjarak 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. "Para orangtua siswa ketakutan, sehingga SDN 4 Sebudi stop kegiatan belajar sejak hari Rabu. Menyusul adanya instruksi dari Disdikpora Karangasem agar hentikan kegiatan sekolah, kami pun telah teruskan instruksi ini kepada para kepala sekolah," papar IGA Gede.

Sedangkan Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Rendang, I Putu Wiadnyana Sudewa, mengatakan ada 6 SD di Desa Besakih yang masuk rawan bencana gunung meletus, hingga kegiatan belajar dihentikan mulai hari ini. Rinciannya, SDN 1 Besakih (di Banjar Kedundung, Desa Besakih), SDN 2 Besakih (di Banjar Kunyit), SDN 3 Besakih (di Banjar Batang), SDN 4 Besakih (di Banjar Kesimpar), dan SD N 6 Besakih (di Banjar Temukus).

"Sebelumnya, beberapa sekolah telah menghentikan kegiatan belajarnya. Pengosongan berikutnya jika bencana meluas adalah 8 SD di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang," jelas Wiadnyana Sudewa, Kamis kemarin.

Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Setdakab Karangasem, I Gede Waskita Suta Dewa, membenarkan pemerintah melalui Disdikpora telah menginstruksikan agar sekolah-sekolah di wilayah rawan bencana stop keiatan belajar mengajar. "Sebab seluruh warga dari wilayah itu mulai diungsikan secara bertahap," tandas Waskita saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin. *k16

Komentar