nusabali

Proyek Pemusnah Limbah Medis Ditunda

  • www.nusabali.com-proyek-pemusnah-limbah-medis-ditunda

Tak ada rekanan yang antusias menggarap proyek di RS Pratama berupa incinerator dan IPAL.

Gara-gara Gagal Tender


SINGARAJA, NusaBali
Dua proyek pembakar dan pengolah limbah medis yang hendak dibangun di Rumah Sakit (RS) Pratama di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan terpaksa ditunda. Masalahnya proyek bernama Incinerator dan Istalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tersebut gagal tender.

Semula kedua proyek tersebut hendak dibangun di tahun 2017. Pemkab Buleleng melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) telah alokasikan dana sebesar Rp 2,7 miliar pada APBD Induk 2017, dengan rincian masing-masing Rp 1,35 miliar. Kedua proyek itu pun telah diajukan ke Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setkab Buleleng untuk ditenderkan. Namun dalam proses tender tersebut, ternyata tidak ada rekanan yang menawar.

Rencana proyek itu pun dikembalikan. Namun dalam APBD Perubahan 2017, kedua proyek tersebut ditiadakan. Pemkab Buleleng merancang kembali pembangunan dua ‘pemusnah’ limbah medis itu di tahun 2018. “Memang ditunda, tapi bukan karena dana pusat yang berkurang. Penundaan karena tidak ada penyedia (rekanan,red),” kata Kepala Bappeda dan  Litbang Kabupaten Buleleng I Gede Darmaja yang dikonfirmasi Minggu (10/9).

Darmaja mengakui ada pengurangan dana yang bersumber dari pusat pada APBD Perubahan. Dana yang berkurang dana alokasi umum (DAU) dan bagi hasil pajak. Namun penundaan dua proyek ‘pemusnah’ limbah medis itu murni karena tidak ada rekanan yang siap melaksanakan kegiatan tersebut.

Dikatakan, dua proyek tersebut akan kembali dirancang di tahun 2018. Selain karena tidak ada rekanan yang siap, waktu yang tersedia juga sedikit. Sehingga jika dipaksakan dengan sisa waktu yang ada melalui APBD Perubahan 2017, Oktober-Desember, sangat rawan mencapai target finishing. “Kalau sekarang (APBD Perubahan,red) dianggarkan lagi, waktunya tidak nutut. Lebih baik kita geser melalui APBD Induk 2018, sehingga ada waktu yang panjang untuk kegiatan tersebut,” jelas Darmaja.   

Disinggung apa tidak menganggu rencana opersional RS Pratama di Giri Emas? Darmaja menegaskan, walaupun RS Pratama di Giri Emas beroperasi, limbahnya nanti tetap bisa diolah dengan menjadi satu di RSUD Buleleng. “Saya rasa tidak menganggu, karena RSUD juga ada pengolahan limbah medisnya,” ujar birokrat asal Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan ini.

RS Pratama di Desa Giri Emas dibangun pada pertengahan 2016 lalu. RS Pratama ini menjadi RS Pratama kedua, setelah RS yang sama dibangun di Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt. RS Pratama di Desa Giri Emas dibangun di atas tanah negara yang dulunya dijadikan lapangan latihan menembak Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Kabupaten Buleleng. Sasaran dari pembangunan RS Pratama Giri Emas ini adalah mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Buleleng timur yakni Kecamatan Tejakula, Kubutambahan dan Kecamatan Sawan. Dengan demikian, tingkat kunjungan pasien ke rumah sakit di perkotaan akan bisa dikurangi dan sekaligus mempercepat penanganan medis bagi pasien.

Pemkab Buleleng secara bertahap telah melengkapi alat kesehatan untuk persiapan operasional RS tersebut. Bahkan perekrutan sumber daya manusia baik itu juga sudah dimulai. Targetnya Januari 2018, RS Pratama itu sudah bisa beroperasi. *k19

Komentar