nusabali

Karateka Peraih Emas SEAG Temui Bupati Suwirta

  • www.nusabali.com-karateka-peraih-emas-seag-temui-bupati-suwirta

Karateka nasional Cokorda Istri Agung Sanestya Rani, 23, temui Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Selasa (29/8).

SEMARAPURA, NusaBali
Dalam pertemuan di Kantor Bupati Klungkung kemarin, karateka Inkai asal Puri Bakas, Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini sekaligus melaporkan prestasinya sabet medali emas SEA Games XXIX 2017, yang kini tengah berlangsung di Malaysia.

Saat bertemu Bupati Nyoman Suwirta, Selasa siang pukul 12.00 Wita, Cok Istri Agung Sanestya Rani didampingi ibundanya, Cokorda Istri Agung Surat Mirah. Cok Istri sempat menceritakan bagaimana perjuangannya meraih medali emas kumite kelas -61 kg putri karate SEA Games XXIX di Hall 1 Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, 23 Agustus 2017, dengan mengalahkan karateka Thailand, Arm Sukkiaw, secara telak 7-0.

Sedangkan Bupati Suwirta kemarin didampingi Wabup Made Kasta, Ketua KONI Klungkung Wayan Subamia, Ketua Forki Klungkung Wayan Widya Adnyana, serta Ny Ayu Suwirta, dan Ny Sri Kasta. Bupati Suwirta mengharapkan keberhasilan yang diraih Cok Istri Agung Sanistya Rani dapat menjadi support positif bagi para atlet di Klungkung. “Tidak ada yang tak mungkin, asalkan diikuti dengan niat dan komitmen yang baik, serta latihan keras,” ujar Bupati Suwirta.

Hanya saja, Bupati Suwirta menyayangkan Cok Istri tidak dapat ikut membela kontingen Klungkung dalam Porprov 2017 di Gianyar, September depan, karena yang bersangkutan akan fokus mengikuti event internasional sebagai karateka nasional. Namun demikian, Suwirta berharap para atlet Klungkung tidak berkecil hati, tanpa keikutsertaan Cok Istri.

Dalam kesempatan itu, Bupati Suwirta berjanji akan memberikan perhatian kepada Cok Istri, yang sudah gabung sebagai atlet di bawah KONI Klungkung. "Jadilah atlet sejati. Karena seorang atlet sejati tidak selalu berorientasi ke bonus atas prestasi yang telah diraih. Tetaplah menjadi atlet yang rendah hati," pesannya kepada Cok Istri.

Sementara itu, Cok Istri kemarin sempat menceritakan bahwa perjuangannya sebagai seorang atlet tidaklah mudah. Dia harus mengorbankan waktu bermain masa kanak-kanaknya, karena sibuk ber-latih karate. Kerja kerasnya membuahkan prestasi, di mana karateka yang dibesarkan Dojo Inkai di Jembrana ini tampil sebagai juara dalam berbagai level kejuaraan, mulai tingkat kabupaten, provinsi, hingga men-jadi andalan nasional.

Ada sederet pengalaman pahit dalam karier karateka kelahiran Klungkung, 31 Desember 1994 ini. Salah satunya, saat tampil dalam Porprov Bali 2011 di Jembrana. Ketika itu, Cok Istri berhasil meraih medali emas. Namun, medali emas yang sudah dikalungkan harus lepas, karena Cok istri diprotes kontingen lain lantaran dianggap belum cukup umur. “Saya sangat sedih sampai menangis waktu itu,” kenang karateka peraih medali emas bagi kontingen Bali dalam PON 2016 ini.

Dari kekecewannya kala itu, muncul rasa jengah Cok Istri untuk berprestasi lebih baik. Kegigihannya mengantar anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan Cokorda Gede Purnomosidhi dan Cokorda Istri Agung Surat ini sebagai karateka andalan nasional, hingga sukses sabet medali emas SEA Games XXIX 2017. Cok Istri pun mengukir sejarah sebagai karateka asal Bali pertama yang raih emas di arena SEA Games.

Menurut Cok Istri, kesuksesannya ini tidak terlepas dari dukungan keluarga, teman, pelatih, dan pihak terkait lainnya. Yang punya andil besar tentu saja ibundanya, Cok Agung Surat Mirah, yang selalu setia mendampingi ke mana pun Cok Istri bertanding. Ibundanya ini pula itu mendampingi saat final melawan karateka Thailand di SEA Games 2017, pekan lalu. Pelatihnya dari Bali, Putu Deddy Mahardika, juga ikut mensupportnya langsung ke Kuala Lumpur.

Ibunda Cok Istri, yakni Cok Agung Surat Mirah, juga banyak berkorban demi prestasi putri sulungnya ini. Bahkan, dia rela meninggalkan pe-kerjaannya sebagai kasir salah satu supermarket di Denpasar demi bisa mendampingi sang putri bertanding. “Saya berhenti kerja sejak tahun 2011 lalu,” cerita Cok Surat Mirah. *wa

Komentar