nusabali

Pertemukan 500 Alumni, Profesor dari Kalimantan Pun Hadir

  • www.nusabali.com-pertemukan-500-alumni-profesor-dari-kalimantan-pun-hadir

FP Unud kini punya 3 program studi S1 berakreditasi A (Agribisnis, Agroteknologi, Arsitektur Lanskap), S2 (Prodi Agribisnis, Bioteknologi Pertanian, Agroteknologi), dan S3 (program Doktor Ilmu Pertanian)

Pertama Kali dalam 50 Tahun Digelar Reuni Lintas Angkatan FP Unud


DENPASAR, NusaBali
Reuni akbar lintas angkatan Fakultas Pertanian (FP) Unud digelar di Hongkong Garden Restaurant, Padanggalak, Denpasar Timur, Minggu (27/8). Inilah untuk kali pertama sepanjang 50 tahun eksistensinya, FP Unud menggelar temu kangen lintas angkatan. Bahkan, di antara sekitar 500 alumni dari 29 angkatan (1967-1996) yang dipertemukan kemarin, termasuk nama Prof Dr Ir Bambang Supriyono Lautt, guru besar yang kini menjadi Wakil Rektor IV Universitas Palang Karaya, Kalimantan Timur.

Sebanyak 500 alumni yang sempat hadir dalam reuni emas kemarin merupakan bagian dari total sekitar 3.000-an lebih jebolan FP Unud sejak berdirinya tahun 1967. Yang mengejutkan, salah satu mahasiswa angkatan pertama (1967) FP Unud juga hadir kemarin, yakni AA Djelantik. Deretan nama beken alumni FP Unud yang juga hadir, antara lain, Prof Dr Ir Gede Pitana (angkatan 1979/kini Deputi Kementerian Parwisata), Prof Dr Ir Wayan Suparta Utama (angkatan 1979/pakar pertanian), Prof Dr Ir Nyoman Rai (anmgkatan 1982/kini Dekan FP Unud), hingga Putu Wirata Dwikora (angkatan 1980/tokoh LSM), Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles (angkatan 1980/politisi mantan anggota DPRD Bali dari Hanura), dan Ketut Kariyasa Adnyana (angkatan 1988/anggota Fraksi PDIP DPRD Bali).

Mereka membaur dalam satu wadah Ikatan Alumni Universitas Udayana (Ikayana) Komisariat Fakultas Pertanian. Masing-masing angkatan diplot dalam meja berbeda-beda. Prof Bambang Supriyono dan Prof Nyoman Rai, misalnya, duduk satu blok bersama alumni FP Unud angkatan 1982 lainnya, termasuk Pemred NusaBali I Ketut Naria.

Mereka rata-rata heboh dan tak dapat menyembunyikan sukacitanya, karena berjumpa kawan lama setelah berpuluh tahun tak ketemu. Pertemuan akbar ini pun dijadikan ajang untuk melepas kangen. Ada yang mengobrol seharian, ada juga yang tidak henti-hentinya berfoto bersama, mengabadikan momen demi momen, sembari bernostaliga semasa kuliah dulu. Prof Bambang sendiri kemarin sesmpat naik ke po-dium, menyampaikan sukacitanya.

“Demi temu kangen dengan teman-teman dan para disen yang dulu membimbing saya di FP Unud, saya menyempatkan diri terbang dari Palang Karaya tadi malam (Sabtu). Setelah melepas kangen, dua jam lagi saya kembali terbang ke Palang Karaya karena harus menyambut kedatangan Panglima TNI dan Kapolri,” ujar Prof Bambang yang sudah 8 tahun menjabat Wakil Rektur Universitas Palang Karaya.

Sukacita senada juga diakui Prof Nyoman Rai, alumni angkatan 1982 yang kini Dekan FP Unud. Menurut Prof Rai, reuni yang mempertemukan alumni lintas angkatan ini sudah dinanti-nanti pelaksanaannya sejak dulu. “Reuni lintas angkatan ini sudah kita nantikan bersama-sama. Rupanya, panitia HUT Emas (50 tahun) Fakul-tas Pertanian Unud merencanakan ini sebelum puncak HUT. Kita bisa lihat antusias yang datang sangat luar biasa,” ujar Prof Rai.

Tidak hanya bertemu secara fisik, ikatan yang terjalin, kata Prof Rai, juga sangat luar biasa dengan adanya media sosial. Tiap angkatan kini membuat grup whatsapp (WA), sehingga memudahkan komunikasi. “Masing-masing angkatan membuat grup WA dan responsnya sangat luar biasa. Mereka membuka cerita-cerita lama, dan akhirnya membangun silahturahmi lagi. Ini menunjukkan solidaritas mereka,” kata Prof Rai, yang baru kemarin pulang dari Rusia.

Selain untuk melepas kangen, ajang reuni akbar lintas angkatan ini juga menjadi satu bukti kesolidan para alumni dalam memikirkan perkembangan FP Unud sebagai almamaternya. Pada acara tersebut, diserahkan secara simbolis seperangkat sound system dan satu unit gedung untuk gudang peralatan sebagai fasilitas untuk kebun percobaan milik FP Unud di Jalan Pulau Moyo Denpasar Barat.

Prof Rai mengatakan, selama ini alumni juga memiliki peran penting dalam memajukan FP Unud. “Saat pertama merevitalisasi atau memperbaharui kurikulum, kita perlu sumbangan pemikiran alumni. Setamat kuliah, mereka terjun di masyarakat. Nah, di sana mereka akan memikirkan, cocok nggak antara kurikulum di FP yang dulu dengan kenyataan yang diterima di masyarakat. Ketika kita undang, mereka me-mberi masukan tentang perbaikan kurikulum kita, baik yang tertulis maupun datang secara langsung,” bebernya.

“Selain itu, sumbangan mereka juga dalam bentuk material maupun moril terhadap pembangunan fisik Fakultas Pertanian. Termasuk mereka juga memberikan semacam bantuan buku-buku dan informasi. Dengan tema merangkai kisah, menjalin persaudaraan, kami berharap sekaligus membangun jejaring secara lebih kuat. Selain membangun dirinya sendiri, juga berkontribusi terhadap alamamaternya.”

Sebagai Dekan FP Unud, Prof Rai merasa bangga karena para alumni sangat konsen dan memikirikan almamaternya agar menjadi lebih maju. “Saya sendiri merasa sangat senang, karena sudah hampir 35 tahun tidak bertemu teman seperjuangan dulu. Apalagi bisa memperhatikan keadaan fakultas kembali, saya sangat senang. Silaturahmi ini akan kita kembangkan terus ke depan, sehingga ada semacam informasi yang mengalir sedemikian, dari alumni ke fakultas ataupun dari fakultas ke alumni untuk masyarakat,” tegas Prof Rai.

Sepanjang 50 tahun kiprahnya, FP Unud semakin berkembang. Kini FP Unud memiliki memiliki 3 program studi pada pendidikan S1 yakni Agribisnis, Agroteknologi, dan Arsitektur Lanskap yang telah terakreditasi A. Sedangkan untuk jenjang S2, terdapat Prodi Agribisnis, Bioteknologi Pertanian, dan Agroteknologi. Sementara untuk S3, ada program Doktor Ilmu Pertanian.

Peminatnya kini bahkan mencapai ribuan. “Fakultas Pertanian Unud termasuk fakultas yang tidak sepi peminat. Sejak 6 tahun terakhir, pelamarnya selalu membludak. Malah kita melakukan seleksi secara ketat. Ini karena proses pendidikan kita juga sudah on the track dengan akreditasi semuanya A. Di samping itu, sarana prasarana dan kebun percobaan kita juga lengkap. Kerjasama kita baik luar maupun dalam negeri juga sudah luar biasa,” katanya.

Menurut Prof Rai, di masa mendatang FP Unud akan menjadi pendidikan unggulan. Sebab, 10-15 tahun lagi, mau tidak mau ekonomi riil adalah sektor pertanian. “Seluruh gubernur bank di dunia menyampaikan bahwa 10-15 tahun lagi IT itu beyond (sudah terlampaui), kemudian mau tidak mau akan tiba masanya agriculture. Ini karena penduduk bertambah banyak. Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak itu, mau tidak mau pertanian harus mencari teknologi terobosan,” tegas akademisi bertubuh jangkung ini.

“Jadi, masyarakat jangan lagi berpikir menyekolahkan anak di Fakultas Pertanian itu selalu berkotor-kotor dengan debu dan lumpur. Tamatan Fakultas Pertanian justru nantinya akan memikirkan bagaimana menemukan varietas baru, benih baru, pupuk baru, teknologi baru, yang bisa kita aplikasikan di masyarakat.” *in

Komentar