nusabali

KBS: Butuh Desain Besar untuk Memajukan Pariwisata

  • www.nusabali.com-kbs-butuh-desain-besar-untuk-memajukan-pariwisata

Pariwisata saat ini berada pada posisi keempat yang memberikan kontribusi kepada PDB (Produk Domestik Bruto) Nasional.

DENPASAR, NusaBali
Kemajuan pada sektor ini akan menjadi lokomotif penggerak sektor-sektor yang lainnya. Hanya saja dibutuhkan desain besar dan keseriusan pemerintah dalam memajukan dan membangun sektor ini. 

Hal ini ditegaskan Anggota Komisi X DPR RI, Dr Ir Wayan Koster MM saat menjadi pembicara dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) yang dilaksanakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Selasa (8/6). Bimtek dengan tema 'Sinergitas Promosi Pariwisata Pasar Asia Pasifik dengan Pelaku Industri Pariwisata' ini dibuka Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Ratna Suranti. Bimtek yang juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali diwakili Kabid Pengkajian dan Pengembangan I Ketut Astra, diikuti perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Bali, Asosiasi Pariwisata serta stakeholder pariwisata. 

Koster yang kini lebih dikenal dengan KBS (Koster Bali Satu) dalam pemaparannya, mengutip teori Abraham Maslow. Di mana salah satu kebutuhan hidup manusia melakukan aktualisasi  diri. Setelah mampu memenuhi kebutuhan hidup dasar, pangan, sandang dan papan serta fasilitas lainnya, maka salah satu bentuk aktualisasi diri yang sifatnya instrinsik dan ekstrinsik adalah berwisata. “Berwisata nantinya adalah kebutuhan setiap orang yang sudah maju dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dasarnya,” kata Koster. 

Dengan perkembangan penduduk dunia yang semakin pesat, perekonomian tumbuh, pendapatan perkapita meningkat, maka penduduk di semua negara akan butuh berwisata. Jadi menurut politisi PDI Perjuangan asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, pariwisata adalah kebutuhan sepanjang jaman dan tidak akan berhenti. Lebih lanjut dikatakannya, sektor pariwasata sangat berbeda dengan sektor lainnya. Pariwisata tidak seperti sektor pertambangan yang melakukan eksploitasi alam dan suatu saat akan habis. Hanya saja menurutnya, dibutuhkan desain besar dan keseriusan pemerintah dalam membangun sektor ini.  

Koster menilai baru pada Pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki visi pariwisata yang nyata. Ini dapat dilihat dari peningkatan anggaran promosi wisata yang sangat signifikan. Pada awal duduk di DPR RI, Koster menyebut anggaran promosi wisata pada Kementerian Pariwisata hanya Rp 75 miliar, dirinya terus mendorong hingga ada peningkatan Rp 200 miliar kemudian Rp 300 miliar, hingga Rp 700 miliar. Barulah pada kepemimpinan Presiden Joko Widodo anggarannya meningkat tajam dan pada tahun 2017 ini dana promosi wisata menjadi Rp 1,5 triliun. *nat

Komentar