nusabali

Cuaca Ekstrem Hantui Penyeberangan di Gilimanuk

  • www.nusabali.com-cuaca-ekstrem-hantui-penyeberangan-di-gilimanuk

Cuaca ekstrem sempat memaksa pihak Syahbandar tiga kali melakukan buka-tutup penyeberangan lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Selat Bali, Rabu (2/8) malam - Kamis (3/8) sore.

NEGARA, NusaBali
Namun cuaca yang sangat tak ramah itu, masih potensial terjadi dalam beberapa hari kedepan di Selat Bali. Karena itu, pihak Syahbandar pun mengimbau kepada para pengusaha serta nahkoda kapal untuk lebih berhati-hati selama melakukan penyeberangan laut itu. Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Kelas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk, Made Astika, mengatakan, pasca penundaan penyeberangan terakhir, Kamis malam lalu, kondisi cuaca belum begitu bersahabat. Namun kondisi cuaca buruk itu belum sampai kembali memasuki kategori ekstrem sehingga aktivitas penyeberangan masih normal. “Sementara belum ada penundaan penyeberangan. Tetapi yang jelas kalau sudah cuaca ekstrem, pasti kami tunda lagi,” katanya, Senin (7/8).

Sesuai data terbaru dari BMKG, untuk prakiraan cuaca memasuki Senin kemarin, bisa terjadi potensi gangguan cuaca ekstrem di perairan Selat Bali. Khusus Senin kemarin, untuk cuaca di Selat Bali bagian utara, diperkirakan kecepatan angin berkisar antara 4-10 knot, tinggi gelombang berkisar 0,25-0,75 meter. Sementara di Selat Bali bagin selatan, Senin kemarin, diperkirakan kecepatan angin berkisar antara 4-15 knot, dengan tinggi gelombang berkisar 0,5-2,5 meter.

Untuk prakiraan cuaca memasuki Selasa (8/8), yang juga telah diterima Syahbandar Gilimanuk, diperkirakan hampir sama. Untuk cuaca di Selat Bali bagian utara, diperkirakan kecepatan angin berkisar antara 4-15 knot, dengan tinggi gelombang berkisar 0,25-0,75 meter. Sedangkan di Selat Bali bagian selatan, kecepatan angin berkisar antara 4-15 knot, dengan tinggi gelombang berkisar 0,5-2,5 meter. “Ya, jadi prakiraan masih bisa terjadi kecepatan angin maksimal 15 knot, dan tinggi gelombang maksimal sampai 2,5 meter. Terutama yang di bagian selatan, dan prakiraan itu, juga menjadi acuan untuk antisipasi,” ujarnya.

Tanpa mengenyampingkan prakiraan itu, dalam mengantisipasi kemungkinan cuaca ekstrem itu, pihaknya lebih mengedepankan pengamatan situasi lapangan. Yang berperan paling utama dalam melakukan pengamatan situasi lapangan ini, tidak lain merupakan para nahkoda kapal. Bagaimana, pihaknya telah menegaskan melalui perusahaan maupun nahkoda kapal yang tengah beroperasi, selain berhati-hati, agar selalu berkoordinasi ketika terjadi gangguan selama melakukan penyeberangan lewat radio, untuk kemudian ditindaklanjuti. “Kami sudah minta yang terpenting keselamatan, dan jangan memaksakan diri. Kalau ada gangguan cuaca, dan memang membahayakan pelayaran, kalau memang harus mencari tempat aman, segera mencari tempat aman,” ucapnya.

Di samping itu, katanya, pengusaha kapal ditekankan selalu mengingatkan penumpang untuk mengikuti aturan keselamatan selama melakukan penyeberangan. Bagaimana selama melaut, penumpang diharapkan dapat menggunakan life jaket (jaket pengaman). “Alat keselamatan agar selalu dalam kondisi siap. Biasanya, kadang kalau disuruh memakai life jaket, penumpang malu. Tetapi kami ingatkan, itu adalah demi keselamatan penumpang sendiri. Jadi kami harap pengguna jasa juga dapat mulai sadar mengikuti aturan-aturan keselamatan selama berlayar,” harapnya *ode

Komentar