nusabali

PT IBU Beli Beras Rp 7 Ribu Dijual Rp 20 Ribu

  • www.nusabali.com-pt-ibu-beli-beras-rp-7-ribu-dijual-rp-20-ribu

Hingga saat ini Polisi belum menetapkan satu pun tersangka

JAKARTA, NusaBali
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto menyebut pelaku mengambil keuntungan hingga 200 persen dalam kasus beras oplosan yang melibatkan PT Indo Beras Unggul (IBU). “Yang dipersoalkan bukanlah medium atau premium, tetapi keuntungan sangat besar yang diambil dari beras subsidi,” kata Rikwanto dalam keterangan pers, Minggu (23/7) seperti dilansir cnnindonesia.
 
Subsidi yang dimaksud, ujar Rikwanto, merupakan subsidi pupuk, alsintan, benih, yang digunakan oleh petani untuk menghasilkan beras yang berasal dari varietas IR64 atau yang setara, seperti  beras Impari dan Ciherang. Rikwanto mengatakan, pada 2017 pemerintah mengalokasikan subsidi untuk pupuk sebesar Rp31,1 triliun, dan subsidi benih Rp1,2 triliun. 
 
Sementara, lanjut Rikwanto, PT IBU membeli beras dari petani seharga Rp7.000, kemudian dipoles dan dijual dengan harga Rp20.400. “Itu 200 persen dari harga pembelian,” kata Rikwanto. Dengan pengambilan keuntungan besar tersebut, Rikwanto menyebut negara dirugikan dan bisa berdampak pada inflasi.
 
“Keuntungan ratusan triliun itu dinikmati oleh seluruh midle man untuk sembilan bahan pokok, bukan keuntungan PT IBU saja,” paparnya. Menurut Rikwanto, keuntungan besar itu didapat karena beras dijual dengan harga jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan. “HET Permendag telah berlaku sejak tanggal 5 Mei 2017 yaitu Rp9.500,” kata Rikwanto.
 
Meskipun demikian hingga kini Polisi menyebut belum ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka."Belum (ada tersangka), masih pendalaman," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto saat dikonfirmasi detik, Minggu (23/7/2017). Saat hari penggerebekan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut akan memeriksa sekitar 15 orang terkait perkara ini. Hanya saja kala itu tak disebut dari pihak mana saja.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Roem Kono menyatakan DPR akan memanggil Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk mengklarifikasi penyaluran beras. Roem mengatakan rapat itu untuk mengantisipasi agar beras bersubsidi tidak jatuh ke tangan kartel.
 
Sebelumnya Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menggerebek sebuah gudang beras milik PT Indo Beras Unggul di Jalan Rengas, Karangsambung, Kedungwaringin, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7). Penggerebekan dilakukan terkait dugaan manipulasi harga beras. Caranya, dengan mengganti kemasan beras bersubsidi untuk dikemas ulang menggunakan merek barang yang lebih berkualitas.
 
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Brigadir Jenderal Agung Setya mengatakan, PT Indo Beras Unggul diduga telah mengubah gabah yang dibeli seharga Rp4.900 dari petani dan menjadi beras bermerek.
 
Menurutnya, gabah itu diproduksi menjadi dua merek beras dengan harga jual berbeda, yakni 'Maknyuss' seharga Rp13.700 per kilogram dan 'Cap Ayam Jago' seharga Rp20.400 per kilogram. Kedua harga itu jauh dari yang ditetapkan pemerintah yakni Rp9.000 per kilogram dan berpotensi mematikan pelaku usaha lain. *

Komentar