nusabali

Punya Kekuatan Gaib, Sempat Bikin Merana Penemunya

  • www.nusabali.com-punya-kekuatan-gaib-sempat-bikin-merana-penemunya

Gara-gara menemukan sepasang batu lingga yoni, mantan Camat Buleleng Gede Suyasa sempat kehilangan jabatan dan usaha bisnisnya bangkrut

Sempat Mengembara 7 Tahun, Batu Lingga Yoni Dikembalikan ke Desa Bengkala

SINGARAJA, NusaBali
Desa Pakraman Bengkala, Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng mendapatkan kembali sebuah benda bersejarah. Benda tersebut berbentuk sepasang batu lingga yoni, yang ditemukan seorang warga 7 tahun silam dan sempat dibawa pergi dari Desa Bengkala. Pengembalian lingga yoni yang memiliki kekuatan gaib dan sempat bikin merana penemunya ini dilakukan melalui prosesi upacara ritual di Pura Desa Pakraman Bengkala pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (23/7) sore.

Adalah pasangan suami istri (pasutri) I Made Suyasa, 52, dan Ni Ketut Karnadi, 51, yang mengembalikan benda bersejarah lingga yoni ke Pura Desa Pakraman Bengkala melalui prosesi upacara ritual ala Hindu, Minggu kemarin. Pasangan Made Suyasa dan Ketut Karnadi merupakan pasutri asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang dulu menemukan baru berbentuk lingga yoni ini ketika membeli sebidang tanah di Desa Bengkala, 7 tahun silam.

Kedatangan pasutri Made Suyasa-Ketut Karnadi ke Pura Desa Pakraman Bengkala, Sabtu sore pukul 16.30 Wita, sudah ditunggu oleh prajuru adat setepat. Kepala Desa (Perbekel) Bengkala, I Made Arpana, juga ikut hadir bersama Bendesa Pakraman Bengkala Jro Nyarikan Nyoman Sasi.

Penyerahan kembali batu lingga yoni bersejarah tersebut diawali dengan upacara pamendak di pintu masuk Pura Desa Pakraman Bengkala. Ritual ini dipimpin Pamangku Pura Dalem Desa Pakraman Bengkala, Jro Mangku Made Sudarta. Kemudian, lingga yoni dibawa dan dilinggihkan di Palinggih Piyasan yang berada di Utama Mandala Pura Desa Pakraman Bengkala.

Prosesi dilanjutkan dengan upacara matur piuning dan persembahyangan bersama, dengan maksud mengembalikan batu lingga yoni tersebut ke daerah awalnya. “Ya, mudah-mudahan setelah dikembalikannya batu lingga yoni ini, Desa Bengkala juga tengah berupaya mengumpulkan benda-benda bersejarah untuk mencari benang merah sejarah desa, dapat terwujud. Intinya, ini untuk kerahayuan jagat bersama,” ujar Made Suyasa kepada NusaBali.

Batu lingga yoni yang dikembalikan ke asalnya ini awalnya ditemukan pasutri Made Suyasa dan Ketut Karnadi, sekitar tahun 2010 silam. Kala itu, pasutri asal Banjar Pudeh, Desa Tajun ini membeli sebidang tanah di wilayah Desa Bengkala.

Ketika pertama kali mutar-mutar di tanah yang dibelinya di Desa Bengkala tersebut, pasutri Made Suyasa-Ketut Karnadi langsung menemukan sepasang batu yang diyakini sebagai lingga yoni.

Yang pertama ditemukan Made Suyasa---yang mantan Camat Buleleng yang kini menjabat Sekretaris Perpustakaan Daerah Buleleng---adalah batu berbentuk yoni (simbol perempuan). Batu berwarna abu-abu ini ditemukan terserak di atas  permukaan tanah di bawah pohon Mangga.

Batu berbentuk yoni ini ditemukan Made Suyasa tanpa sengaja. Sebab, matanya seketika melihat ujung batu yang sebagian tertutup tanah. Setelah didekati dan diangkat, bentuknya ternyata bagus. Karena penasaran, Suyasa pun kembali menelisik bebatuan di hamparan tanah yang baru dibelinya. Ternyata, dia menemukan lagi batu berbentuk lonjong yang disebut lingga (simbol lelaki), dalam jarak 10 meter dari titik temuan batu pertama. Batu berbentuk lonjong yang juga warna abu-abu ini memiliki panjang 10 cm dan diameter sekitar 5 cm.

Suyasa kemudian menaruh batu berbentuk lojong itu di atas di atas batu pertama, ternyata pas dan cocok. Sepasang batu lingga yoni ini pun akhirnya dibawa pulang ke rumahnya di Kota Singaraja. Suyasa yang mantan Camat Buleleng kemudian menyimpan sepasang batu lingga yoni ini di Palinggih Surya merajan (pura keluarga)-nya.

“Awalnya, sepasang batu ini saya taruh di pelataran Palinggih Surya rumah saya di Jalan Komodo Singaraja wilayah Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng. Setelah sepasang batu ini berada di rumah, saya mengalami banyak kejadian aneh,” kenang Suyasa saat ditemui di Pura Desa Pakraman Bengkala, Sabtu sore.

Salah satu peristiwa aneh yang dirasakan Suyasa adalah bisnisnya tiba-tiba terpuruk. Selama ini, sang mantan camat menjalankan bisnis jual beli tanah dan rumah. Selain bisnisnya terpuruk, Suyasa juga mengalami kemerosotan karier, bahkan sempat di-non jobkan beberapa lama karena alasan politik.

Yang tak kalah mengerikan, mantan Camat Buleleng ini mengalami kecelakaan lalulintas sekitar tahun 2013. Kala itu, pasutri Suyasa dan Karnadi bersama keluargnya hendak tangkil ke Pura Pulaki, Desa Pakraman Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Dalam perjalanan, mobil yang dikemudikan Suyasa ditabrak pengendara sepeda motor. Bahkan, pengendara motor yang menabraknya tewas seketika.

Karena terjadi rentetan peristiwa, Suyasa pun mulai berpikir dan mencari penyebab segala hal yang dialaminya. Hingga akhirnya suatu ketika batinnya mendapatkan petunjuk untuk mengembalikan batu berbentuk lingga yoni tersebut ke tempat asalnya. Pada akhirnya batu lingga yoni dikembalikan melalui prosesi ritual kepada Desa Pakraman Bengkala.

Suyasa mengisahkan, selain ditimpa sederet kemalangan, peristiwa gaib juga sering dialaminya sejak menyimpan batu lingga yoni. Konon, batu lingga yoni ini sering berkedip kepada istrinya, Ketut Karnadi. Peristiwa yang tidak masuk akal ini kerap dialami Ketut Karnadi saat bersembahyang ataupun baru datang dari berpergian. “Batu lingga yoni itu seperti punya mata, yang berkedap ke arah saya,” cerita Ketut Karnadi.

Kebulatan tekad pasuri Suyasa-Karnadi untuk mengembalikan batu lingga yoni ke asalnya itu muncul sekitar 2 tahun lalu. Waktu itu, mereka berucap janji akan kembalikan lingga yoni melalui prosesi upacara ritual. Ajaib, begitu berucap janji, usaha bisnis jual beli tanah dan rumah yang dijalankan Suyasa kembali lancar. Karier Suyasa pun kembali bersinar. Kini, sang mantan Camat Buleleng menjabat sebagai Sekretaris Perpustakaan Daerah Buleleng.

Sementara itu, salah seorang prajuru adat Desa Pakraman Bengkala, Ketut Darpa, menyatakan batu lingga yoni yang baru dikembalikan setelah 7 tahun mengembara tersebut buat semnetara akan dilinggihkan di Pura Desa Pakraman Bengkala. “Sesuai dengan hasil paruman seluruh pihak, termasuk dengan prajuru dan juga tokoh adat, kami menerima pengembalian sepasang batu lingga yoni ini, karena memang ditemukan di wilayah desa kami,” jelas Ketut Darpa.

Menurut Ketut Darpa, pihaknya segera akan mengkomunikasikan keberadaan sepasang batu lingga yoni ini dengan Balai Arkeologi Denpasar, untuk menentukan angka tahun benda bersejarah tersebut. “Buat sementara, kami amankan dulu sebelum nanti diidentifikasi oleh Balai Arkeologi Denpasar,” papar Ketut Darpa. *k23

Komentar