nusabali

Suiasa Putuskan Mundur dari Golkar

  • www.nusabali.com-suiasa-putuskan-mundur-dari-golkar

Suiasa merasa suasana di Beringin tidak kondusif, merawal dengan penggusuran dirinya dari kursi Ketua DPD II Golkar Badung

Buntut Isu Pembelotan Dalam Pilgub Bali 2018


DENPASAR, NusaBali
Inilah klimaks gonjang-ganjing soal pembelotan Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Wi-layah Badung DPD I Golkar Bali, I Ketut Suiasa, dalam Pilgub Bali 2018. Ketut Suiasa yang kini menjabat Wakil Bupati Badung putuskan mundur dari keanggotaan Partai Golkar.

Pengunduran diri ini langsung disampaikan Ketut Suiasa saat ‘pengadilan’ terhadap dirinya atas aksi pembelotan dalam Pilgub 2018 digelar di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Jumat (21/7) sore. Rapat untuk ‘mengadili’ Suiasa kemarin melibatkan Tim 5 DPD I Golkar Bali, yang dipimpin I Gusti Putu Wijaya (Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali), dengan anggota Nyoman Sugawa Korry (Sekretaris DPD I Golkar bali), Wayan Warsa T Buana (Wakil Ketua Bidang Hukum-HAM DPD I Golkar Bali), I Wayan Subawa (Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Denpasar), dan Dewa Made Suamba Negara (Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Tabanan DPD I Golkar Bali). Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Muntra, juga hadir.

Dalam sidang ‘pengadilan’ yang berlangsung tertutup selama 2 jam, sejak sore pukul 16.30 Wita hingga petang pukul 18.30 Wita kemarin, Suiasa dimintai klarifikasi soal kehadirannya saat Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster mendaftarkan pencalonannya sebagai Calon Gubernur Bali (Cawagub) Bali 2018, dua pekan lalu. Bahkan, Suiasa menjadi prawakata (pembawa acara) dalam acara pendaftaran KBS (Koster Bali Satu) di Kantor DPD PDIP Bali itu. Padahal, KBS akan emnnjadi lawan bagi Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, dalam tarung Pilgub Bali 2018.

Saat ‘diadili’ di Kantor DPD I Golkar Bali, Jumat sore, Suiasa tidak banyak membela diri. Bahkan, politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung---sekampung dengan Ketut Sudikerta---ini sudah langsung menyiapkan surat pengunduran diri sebagai kader Beringin maupun kepengurusan DPD I Golkar Bali 2016-2021.

Bocoran yang diperoleh NusaBali, saaat diadili kemarin sore, Suiasa dengan jantan mengakui dirinya memang hadir sebagai pangenter baos (pembawa acara) ketika KBS mendaftar nyalon Gubernur Bali di Kantor DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru Niti Mandala Denpasar, 4 Juli 2017 lalu. Suiasa berdalih, kehadirannya dalam acara pendaftaran KBS waktu ini adalah perbuatan pribadi.

Nah, usai menyampaikan alasan-alasan dirinya hadir di acara PDIP saat diadili kemarin sore, Suiasa pun langsung ajukan surat mundur dari keanggotaan Partai Golkar. Mantan Ketua DPD II Golkar Badung 2010-2015 ini tanpa ragu cabut dari Beringin, yang sudah selama 20 tahun menaunginya.

Pengunduran diri Suiasa ini juga diakui Ketua Tim 5 DPD I Golkar Bali, IGP Wijaya, yang dikonfirmasi NusaBali seusai rapat ‘pengadilan’ kemarin petang. Menurut Wijaya, sebenarnya Suiasa diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan diri. “Tapi, dia (Suiasa) mengakui langsung perbuatannya dan sudah siap dengan surat pengunduran diri. Dia langsung sodorkan surat pengunduran diri tersebut,” jelas Wijaya.

Menurut Wijaya, keputusan mundur dari Golkara tersebut diambil Suiasa atas inisiatif sendiri. “Artinya, dia mundur dari Golkar atas keinginan sendiri. Jadi, sudah selesai, tidak ada proses apa pun lagi di Golkar terhadap Saudara Suiasa. Dia juga sudah mengakui perbuatannya menjadi pembawa acara di PDIP,” tandas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpsiah kemarin petang, Suiasa juga membenarkan dirinya mundur dari Golkar. Namun, menurut Suiasa, sejauh ini dirinya belum ada rencana akan berlabuh ke partai mana pasca tinggalkan Golkar. ”Ya, saya mundur dari Golkar. Tapi, saya belum ada rencana pindah partai. Saya akan fokus dengan tugas-tugas di pemerintahan, sebagai Wakil Bupati Badung 2016-2021,” ujar Suiasa.

Suiasa menegaskan, pilihan mundur ini juga berawal dari adanya konflik di internal Golkar yang berlangsung secara terus menerus. Dimulai ketika Suiasa diberhentikan dari jabatan Ketua DPD II Golkar Badung, pertengahan 2015, dengan alasan dirinya terima pinangan PDIP menjadi Calon Wakil Bupati (Cawabup) Badung pendamping Nyoman Giri Prasta di Pilkada Badung 2015. Pasca lengser, Suiasa digantikan Wayan Muntra sebagai Ketua DPD II Golkar Badung.

Dalam perkembangannya, Suiasa direkomendasi DPP Golkar dari dua kubu (Munas Nusa Dua dan Munas Ancol) untuk menjadi Cawabup Badung pendamping Giri Prasta ke Pilkada 2015. Nah, dalam Pilkada Badung 2015, ada elite DPD I Golkar Bali yang justru mendukung calon lain.

Pada akhirnya, Paket Giri Prasta-Suiasa (yang diusung PDIP atas dukungan Golkar-NasDem-Hanura) berhasil mengalahkan pasangan Made Sudiana-Komang Sutrisno (yang diusung Demokrat-Gerindra) dalam tarung head to head Pilkada Badung, 15 Desember 2015. Setelah kemenangannya di Pilkada Badung 2015, Suiasa dirangkul menjadi Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Badung DPD I Golkar Bali 2016-2021 pimpinan Ketut Sudikerta.

Menurut Suiasa, pemberangusan dirinya dari jabatan Ketua DPD II Golkar Badung masih membekas dan kasus langka. Padahal, sebelumnya tidak pernah ada keputusan semacam itu terhadap kader Golkar lainnya. “Saya merasa kondisi ini terus menerus terjadi. Ini kondisi yang saya katakan tidak kondusif buat organisasi. Sangat saya sayangkan juga ini,” beber Suiasa.

Suiasa mengatakan, dirinya memang mengambil sikap pribadi dalam pilihan politik yang bertentangan dengan kebijakan Golkar yang telah merekomendasikan SGB (Sudikerta Gubernur Bali) sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. “Saya mengambil sikap ini sebagai sikap pribadi yang memang harus saya pertanggungjawabkan,” tegas Suiasa yang notabene mantan Wakil Ketua DPRD Badung dari Fraksi Golkar dua kali periode (2009-2014, 2014-2015).

Ditambahkan Suiasa, aturan partai dan organisasi harusnya ditaati seluruh kader tanpa memandang siapa pun dia dan jabatannya. “Aturan itu harusnya diikuti semua kader. Jadi, saya pertanggungjawabkan langkah saya sebagai pribadi, kendati saya meniru juga sebuah peristiwa yang sama,” sindir Suiasa.

Suiasa menegaskan, seharusnya sikap dirinya menjadi contoh bagi organisasi. Bahwa mereka yang berbuat seperti dirinya dalam Pilgub Bali 2018, ada tindakan tegas. Sama ketika dirinya maju ke Pilkada Badung 2015 atas rekomendasi induk partai, namun ada elite Golkar yang mendukung calon lain. “Harusnya ada tindakan tegas juga itu (aksi pembelotan di Pilkada Badung 2015, Red),” katanya.

Secara pribadi dan atas nama keluarganya, Suiasa pun menyampaikan permohonan maaf kepada Golkar atas keputusan mundur dari Partai Beringin. “Saya pribadi bersama keluarga menyampaikan permohonan maaf. Selama ini saya diberikan kesempatan mendedikasi diri dan mengabdi di Golkar. Saya mohon maaf jika sepanjang saya berdedikasi di Golkar, saya ada kekurangan dan kelemahan. Kami adalah manusia biasa,” tutup Suiasa. *nat

Komentar