nusabali

Warga Keluhkan Proyek Drainase Desa Cupel

  • www.nusabali.com-warga-keluhkan-proyek-drainase-desa-cupel

Warga Desa Cupel, Kecamatan Negara, Jembrana, keluhkan proyek drainase yang bersumber dari dana APBDes tahun 2017. 

NEGARA, NusaBali
Pasalnya, pengerjaan proyek drainase yang telah rampung sejak 1,5 bulan lalu itu dibuat terputus-putus. Sehingga kualitas proyek drainase itu dipastikan tidak berfungsi maksimal. 

Sesuai papan informasi, pembangunan drainase terbagi di empat banjar dengan dana hampir Rp 500 juta. di Banjar Madar drainase dibuat sepanjang 250 meter dengan alokasi dana Rp 113.965.050. Di Banjar Kembang sepanjang 310 meter dengan anggaran Rp 139.809.600. Di Banjar Munduk Asem sepanjang 367 meter dengan anggaran Rp 164.206.750, dan di Banjar Rening sepanjang 180 meter anggaran Rp 81.597.150.

Realisasi proyek drainase di Desa Cupel tampak sangat aneh. Umumnya drainase dibangun tersambung menjadi satu jalur, sementara di Desa Cupel hanya dibangun pada titik-titik tertentu saja. “Proyek drainase di desa kami compang-camping. Kalau begini kan mubazir. Air hujan pasti meluber di tempat tanpa drainase,” ungkap warga setempat, Umaedi, 58.

Umaedi menilai proyek drainase di Desa Cupel tebang pilih. Dicontohkan di Banjar Kembang dengan proyek drainase sepanjang 310 meter, sekitar 7 meter seakan dibuat khusus di depan rumah adik Perbekel Cupel. Dampaknya, memancing kecemburuan warga lainnya. “Seakan proyek ini untuk kepentingan segelintir orang,” keluhnya. Ditambahkan, pada papan informasu pengerjaan secara swakelola, kenyaraannya digarap borongan. 

Selain dibuat putus-putus, drainase yang baru selesai pengerjaannya ini sudah ada kerusakan di beberapa titik. Kerusakan akibat sering dilalui Truk yang menuju tempat usaha batu bata. “Kami sebenarnya mengapresiasi desa mau mengalokasikan APBDes untuk pembangunan drainase, namun kualitasnya jangan asal-asalan begini,” pintanya. Ia pun meminta pertanggungjawaban pemborong karena proyeknya banyak rusak. 

Perbekel Desa Cupel, Usman mengatakan, pembangunan drainase terputus-putus akibat sejumlah warga tidak memberikan lahannya. Sehingga ia memutuskan mengalihkan pembangunan drainase ke depan rumah warga lainnya. Pekerjaan proyek drainase digarap oleh warga lokal. “Proyek ini belum serah terima,” terangnya, Minggu (16/7). Agar drainase ini kuat, sejumlah pengusaha batu bata telah dipanggil dan diminta buat plat decker agar tak jebol dilindas Truk. “Mereka menyanggupi tapi masih minta waktu,” imbuhnya. * ode

Komentar