nusabali

Keluarga Tolak Otopsi Korban

  • www.nusabali.com-keluarga-tolak-otopsi-korban

Disimpulkan, korban Sudibia ini meninggal dunia lantaran menenggak racun.

Kasus Kematian Ketua LPD Sengkaduan, Taro


GIANYAR, NusaBali
Kasus kematian Ketua Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Sengkaduan, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, I Made Sudibia,35, di Pantai Sukaluwih, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Rabu (12/7), ditutup pihak keluarga korban. Karena pihak keluarga menolak untuk otopsi mayat korban.

Pihak kepolisian menyimpulkan, korban meninggal dunia akibat bunuh diri menenggak racun. Kanit Reskrim Polsek Blahbatuh AKP Ida Bagus Dana seizin Kapolsek Kompol Abdus Salim, menyatakan dari hasil visum, disimpulkan jika korban Sudibia ini meninggal dunia lantaran menenggak racun. Adapun dokter yang memeriksa adalah dr Komang Rusgiandi. “Kematian korban disebabkan korban meminum sesuatu cairan karena gigi korban mengigit bibir bagian bawah dan hidung mengeluarkan buih,” ujar AKP Ida Bagus Dana, Kamis (13/7).

Dijelaskan, dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Sehingga diduga korban murni melakukan aksi bunuh diri. “Tidak ditemukan tanda kekerasan. Jadi kemungkinan bunuh diri,” tandasnya. AKP Dana menambahkan, saat jasad korban Sudibia ditemukan, ada Kartu Tanda Penduduk (KTP) istri korban atas nama Ni Wayan Sriani. Termasuk ada sebuah HP warna putih ditemukan.

Ketika ditemukan ada KTP istrinya, polisi langsung bergerak mencari kediaman korban di Banjar Sengkaduan, Desa Taro, Tegalalang. “Ternyata korban ini pergi sendiri ke pantai tidak ada yang menemani,” jelasnya.

Kata Ida Bagus Dana, bunuh diri itu dilakukan lantaran ada permasalahan di internal keluarga mereka. “Dari keterangan istri korban. Sempat ada permasalahan keluarga,” tukasnya. Sementara itu, jasad korban Sudibia telah dipulangkan dari RS Sanjiwani Gianyar ke rumah duka Banjar Sengkaduan, Desa Taro, Rabu (12/7) malam.

Istri korban, Ni Wayan Sriani, ditemui di rumahnya, Kamis (13/7), tampak terpukul atas kejadian tersebut. Saat ditanya, Sriani mengakui ada permasalahan keluarga. Namun dia enggan membeberkan masalah itu. Sriani hanya menangis. Sriani duduk termenung di pelataran Bale Daja saat krama setempat mempersiapkan prosesi upacara kematian suaminya.

Menurut Kelian Dinas Banjar Sengkaduan Made Suwila Ambara, almarhum I Made Sudibia akan diupacarai Makingsan di Geni. Karena kematian almarhum tidak wajar. "Biasanya jika meninggal secara wajar bisa langsung dilakukan prosesi pengabenan. Tapi karena ini ulahpati, dilakukan prosesi Makingsan di Geni. Mungkin sebulan atau 2 bulan kedepan akan diaben," jelasnya. Upacara Mekingsan di Geni dilakukan sekitar pukul 15.00 wita di Setra Banjar setempat.

Terkait pengganti Made Sudibia sebagai Ketua LPD, pihaknya mengaku akan dirembukkan. Almarhum Suwila meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan; Ni Putu Elistiani,9, kelas 3 SD, dan Ni Kadek Julianingsih, berusia 4 tahun. *nvi

Komentar