nusabali

Penuktukan Dihebohkan Penemuan Mayat

  • www.nusabali.com-penuktukan-dihebohkan-penemuan-mayat

Nengah Sumendra ditemukan dalam kondisi membusuk dan diperkirakan sudah dua hari tak bernyawa.

SINGARAJA, NusaBali

Warga Banjar Dinas Belimbing, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Kamis (6/7) dihebohkan dengan penemuan mayat yang sudah membusuk. Mayat yang akhirnya diketahui bernama Nengah Sumendra, 75, warga setempat ditemukan sekitar pukul 15.00 Wita, di bawah pohon kelapa, kebun milik Cening Sulantri.

Mayat korban pertamakali ditemukan oleh Ketut Sugiartawa, 42. Pada Kamis pagi, warga Dusun Kawanan, Desa Penuktukan yang tinggal lain tempat dengan mertuanya yang tinggal sendiri mendapat laporan dari tetangganya bahwa korban sudah dua hari tidak kelihatan di gubuk yang berlokasi di kebunnya.

Saat itu pula Sugiartawa memutuskan untuk mencari korban di sekitar kebun tempat tinggalnya. Setelah dua jam pencarian ia pun tertuju pada bau busuk yang mengarah ke sebuah pohon kelapa di kebun garapan ayahnya. Benar saja, setelah didekati ia melihat korban sudah dalam posisi telungkup dengan memakai baju kaos warna putih dan celana pendek garis warna hitam.

Saat ditemukan wajah korban sudah berwarna hitam dan membusuk hingga mengeluarkan belatung. Di samping mayat korban juga ditemukan dua batang janur dan sebilah sabit. Diduga korban yang sudah tua terjatuh usai mencari janur. Dari kejadian tersebut selang beberapa lama kemudian tim medis dan Polsek Tejakula mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaan luar. Dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Tejakula I ditemukan luka pada dahi akibat benturan. Namun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Diperkirakan korban sudah meregang nyawa lebih dari 48 jam.

Dari keterangan keluarga, korban disebut mengidap penyakit asma, jantung, stroke ringan dan darah tinggi. “Kami masih tangani untuk memastikan penyebab kematian korban, tetai dari pihak keluarga memilih untuk tidak menempuh jalur hukum,” kata  Kapolsek Tejakula, AKP I Wayan Sartika.  *k23

Komentar