nusabali

4 Orang Sekeluarga Gangguan Jiwa

  • www.nusabali.com-4-orang-sekeluarga-gangguan-jiwa

Keluarga Samsudin, 64, yang tinggal di Banjar Punia, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem, termasuk salah satu potret keluarga paling menderita di Bali.

AMLAPURA, NusaBali

Bayangkan, seluruh anggota keluarga yang berjumlah 4 orang menderita gangguan jiwa dan itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

Dari 4 orang dalam keluarga ini, hanya Samsudin selaku kepala keluarga yang kondisinya paling bagus. Dia masih ingat bekerja dalam kondisi stres. Sedangkan istri dan dua anaknya, semua menderita gangguan jiwa cukup serius. Bahkan, salah satunya hanya tergolek di tempat tidur selama 22 tahun terakhir.

Tiga (3) orang sekeluarga yang menderita gangguan jiwa ini masing-masing Karman, 54 (istri dari Samsudin), Jumaidin (anak sulung), dan Kadri, 28 (anak bungsu). Karman menderita gangguan jiwa sejak tahun 2012. Sebelum gangguan jiwa, perempuan berusia 54 tahun ini sempat bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Klungkung. Kemudian, Karman sempat menjalani perawatan di RSJ Bangli tahun 2013, namun tak kunjung sembuh.

Sedangkan si sulung Jumaidin menderita gangguan jiwa sejak umur 8 tahun. Artinya, Jumaidin sudah selama 22 tahun menderita gangguan jiwa, tanpa pernah menjalani rawat inap di RSJ. Sementara, si bungsu Kadri menderita gangguan jiwa sejak tahun 2002. Pria yang kini berusia 28 tahun ini sempat dirawat di RSJ Bangli pada 2005. Sebaliknya, Samsudin selaku kepala keluarga, menderita stres karena kondisi keluarganya.

Keempat orang sekeluarga ini tinggal terpisah di dua tempat berbeda yang berjarak beberapa kilometer. Si sulung Jumaidin, yang kondisinya paling parah, tidur sendirian di gubuknya di Banjar Punia, Desa Sinduwati. Sedangkan ayahnya, Samsudin, tidur terpiah bersama Karman (ibunda Jumaidin) dan si bungsu Kadri di gubuk Bukit Punia, Desa Si-nduwati. Samsudin selaku kepala keluarga yang juga dalam kondisi stres, baru menjenguk si sulung Jumaidin keesokan harinya, untuk dibawakan makan.

Hal ini terungkap saat Camat Sidemen, AA Made Agung Surya Jaya, terjun menjenguk Jumaidin di gubuknya di Banjar Punia, Desa Sinduwati, Jumat (23/6). Camat Gung Surya Jaya terjun setelah mendapat laporan dari masyarakat perihal ada warganya yang sekeluarga menderita gangguan jiwa.

Ketika Camat Gung Surya Jaya berkunjung, di gubuk tersebut hanya ada Jumaidin yang tergolek tak berdaya, didamnpingi ayahnya yang stres, Samsudin. Sementara Karman dan Kadri berada di gukuknya di kawasan Bukit Punia. Saat itu, Jumaidin terlihat tergolek di lantai tanpa mengenakan busana alias telanjang.

Camat Gung Surya Jaya mencoba berkomunikasi dengan Samsudin, yang dalam kondisi stres. Namun, komunikasinya kurang nyambung. Meski demikian, Samsudin mampu menceritakan sekilas penderitaan keluarganya. Menurut Samsudin, dirinya selama ini bekerja sebagai buruh serabutan, untuk menghidupi istri dan dua anaknya yang gangguan jiwa. Pekerjaan yang dilakukan, antara lain, memanjat pohon kelapa, memetik bunga cengkih, dan buruh bangunan.

Samsudin menceritakan, setiap malam Jumaidin ditinggal sendirian di gukuknya ini. Begitu sore hari, pintu gubuk yang ditempati Jumaidin dikunci dari luar, lalu ditinggalkan ke gubuk di Bukit Punia. “Keesokan harinya, barulah anak saya ini ditengok untuik dibawakan makan. Biasanya, saat saya datang, kondisi kamar sudah belepotan kotoran,” tutur Samsudin.

Selama ini, Jumaidin praktis buang air kecil, buang air besar, dan makan di kamarnya. Jumaidin biasanya beranjak dari tempat tidurnya hanya sekadar duduk, setelah merasa lapar. Ciri-ciri lapar, Jumaidin mengamuk di kamarnya dengan melempar benda-benda yang ada di dekatnya, juga menggedor-gedor pintu.

Menurut Siti Maulana, salah seorang tetangga dekatnya, Jumaidin menderita gangguan jiwa sejak usia 6 tahun. Namun, Jumaidin sempat sekolah sampai Kelas II di SD Negeri 2 Sinduwati. “Karena sering kencing di dalam kelas, dia ditertawai teman-temannya. Selanjutnya, dia tidak pernah masuk lagi sampoai kondisinya seperti sekarang,” cerita Siti Maulana kepada NusaBali, Jumat kemarin.

Sementara itu, Camat Gung Surya Jaya mengaku prihatin atas kehidupan warganya yang sekeluarga menderta gangguan jiwa ini. Dia pun berjanji akan memperjuangkan bantuan rutin untuk warganya ini ke Dinas Sosial Karangasem. "Kami akan perjuangkan agar keluarga ini dapat bantuan dari Dinas Sosial, sehingga mampu meringankan beban hidupnya," janji Camat Gung Surya Jaya, Jumat kemarin. *k16

Komentar