nusabali

Media Movement bertema 'Deliver the Message' digelar di Taman Jepun Denpasar

  • www.nusabali.com-media-movement-bertema-deliver-the-message-digelar-di-taman-jepun-denpasar

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana angkatan 2014 bekerjasama dengan estmovie menggelar kegiatan yang bertajuk "Media Movement" di Taman Jepun, Kota Denpasar, Bali, Kamis (22/6).

DENPASAR, NusaBali 
Media Movement dengan tema "Deliver the Message" merupakan suatu kegiatan campaign yang dikemas dalam suatu acara yang di dalamnya digelar berbagai segmen kegiatan seperti pembuatan dan pemutaran film, festival buku Braille dan penampilan kesenian yang ditampilkan oleh teman-teman yang mengalami keterbatasan fisik.

Media Movement digelar untuk menunjukkan bagaimana pergerakan media dapat berpengaruh pada kehidupan manusia. Pergerakan media yang dimaksud adalah refleksi media selama ini dalam menyampaikan informasi. Dalam hal ini, media yang difokuskan adalah media yang dominan digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu panca indera. Media telah memberikan dampak besar dalam cara manusia berkomunikasi, bahkan bagi teman-teman yang mengalami perbedaan cara berkomunikasi karena perbedaan fungsi inderanya.

Project Director Media Movement, Najma Ayu Tania menjelaskan mereka mengambil contoh teman-teman tuna netra dan tuna rungu. Pada teman-teman tuna rungu, indera pendengaran yang sejatinya sebagai media untuk menerima pesan dari komunikator kurang berfungsi dengan baik, maka munculah bahasa isyarat bagi tuna rungu yang merupakan media alternatif bagi mereka. Bagi teman-teman tuna netra, penglihatan yang kurang berfungsi maksimal membuat mereka menggunakan indera pendengaran sebagai media penerima informasi utama. "Yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat adalah dengan memanfaatkan berbagai bentuk media maka keterbatasan dalam penggunaan indera bukanlah sebuah penghalang suatu pesan diterima dapat disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan," ujarnya.

Dalam Media Movement, digelar juga pemutaran film dalam konsep bioskop berbisik. Film yang akan diputar adalah film yang berjudul "Lambang Kunci G" karya sutradara Erick Est. Film yang diproduksi khusus untuk kegiatan Media Movement ini mengisahkan tentang pasangan suami istri Suara dan Nada. Suara merupakan seorang pianis yang tuli dan Nada adalah seorang guru musik yang buta. Dalam film ini dikisahkan bagaimana Suara dan Nada bertemu sampai menikah, hingga akhirnya muncul konflik akibat keterbatasan yang mereka alami. Saat pemutaran film tersebut, sejumlah relawan membisikkan adegan dalam film tersebut kepada teman-teman tuna netra yang ikut menonton pemutaran film itu. 

Oleh Najma, film dianggap memiliki banyak komponen yang berfungsi sebagai media yang dapat menyampaikan informasi dan pesan. Diantaranya adalah komponen audio dan komponen visual. Dan di dalam film "Lambang Kunci G" terdapat sejumlah adegan yang menunjukkan bahwa media tidak ada berbatas dan kekurangan suatu sisi media dapat ditutupi dengan media yang lain. "Media juga terus merambat di berbagai sisi dan kini kehidupan masyarakat termasuk bagi teman-teman tuna netra dan tuna tungu, itulah yang kami maksud dari pergerakan media. Kami ingin dengan adanya media, keterbatasan bukanlah suatu akhir khususnya bagi tuna netra dan tuna rungu," lanjut Najma.

Sintya Dewi Suteja yang berperan sebagai Nada dalam film "Lambang Kunci G" mengaku mendapatkan pengalaman baru ketika mendalami karakter Nada, seorang gadis yang buta dengan sifat yang percaya diri dan sederhana. "Kisah film ini diangkat dari sesuatu yang tidak mungkin menjadi sesuatu yang mungkin, semoga film ini mampu membuka pikiran kita tentang bagaimana perbedaan bisa menciptakan hal yang indah," katanya.

"Ini adalah art film, sarat dengan pesan, makna dan pembelajaran. Saya sungguh bersyukur dapat terlibat dalam film ini, idenya sangat luar biasa," ujar Erik Sondhy, musisi Jazz berjuluk Magic Fingers yang tak hanya tampil bersama Vaha Band, tetapi juga ikut terlibat dalam dalam film "Lambang Kunci G".

Tidak hanya menggelar kegiatan campaign tentang pergerakan media. Acara Media Movement juga akan diisi dengan penampilan Teater Kini Berseri dan kelompok musik Vaha. Vaha merupakan band yang digawangi Erik Sondhy, Rheta Aretha (vokal/perkusi), Arie Kurniawan (saksofon), Andro Yopi (bass/back up vokal), Oscar Govan (vokal gitar/back up), Nurul Khatulistiwa (perkusi) dan Ell Jeremy (drum) yang menambah semarak acara Media Movement.

Media Movement dapat terselenggara dengan baik atas kerjasama dengan sejumlah sponsor. Diantaranya adalah Plaza Renon, PT Angkasa Pura 1, Rumble, Plaga Wine, Purwacaraka, Farabi, Spesial Sambal, Virtous, Villa Maya, Juicetime, Herbalove, SPBU Dewi Sri UD Sari Karya II Heartless Clothing, Hello Café, Oompa, Moms.ki, L’Decoration, L’Aniflowerstudio, Geeyta, Saripadi, Kayumas Printing, Men Gabrug, PT Island Explorer dan Tegal Sari.


Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi:

Naufal Fikri Yusuf
Media Relations Media Movement
082244470474 / 085645884578

Komentar