Lima Kecamatan Antisipasi Krisis Pangan

SINGARAJA, NusaBali

Hal itu menyusul alih fungsi lahan pertanian yang terus meningkat setiap tahunnya yang berimbas pada produksi pangan.

epala Dinas Ketahanan Pangan Buleleng, Nyoman Surya Temaja, ditemui Selasa (20/6) mengatakan program untuk mengantisipasi krisis pangan ini baru dimulai di lima kecamatan. Meliputi kecamatan Buleleng, Busungbiu, Gerokgak, Seririt dan Kubutambahan. KRPL ini menyasar ibu-ibu PKK dan Kelompok Wanita Ternak (KWT) yang sudah berprestasi untuk meningkatkan produksi non beras dan juga pemanfaatan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

“Meski cadangan pangan kita masih cukup dan melebihi, tetap kami lakukan langkah antisipasi mengubah mindset masyarakat untuk membiasakan diri juga mengkonsumsi makanan non beras,” ujar dia. 

Karena selama ini menurut Surya Temaja,  konsumsi beras masyarakat Buleleng per kapitanya mencapai 113-130 kg per kapita per tahun. Jumlah tersebut pun disebut dua kali rata-rata standar nasional yang hanya mencapai 60 kg per kapita. Hal tersebut dikarenakan karena pola pikir masyarakat di Bali khususnya Buleleng menyatakan sudah makan apabila mengkonsumsi nasi. Padahal untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat juga dapat diisi dengan olahan non beras lainnya seperti ketela, pisang, kentang, ubi dan lain sebagainya.

Meski sejauh ini cadangan pangan khususnya beras untuk kabupaten Buleleng masih sangat aman. Seperti data tiga bulan terakhir produksi beras yang mencapai 70 ribu ton pertahunnya masih tersisa banyak untuk memenuhi kebutuhan pokok 700 ribu masyraakat Buleleng.

“Kalau soal cadangan beras masih sangat aman, stok beras di Bulog selama setahun itu hampir 215 ton, yang mencukupi tiga kali lipat jumlah kebutuhan beras Buleleng,” ungkap dia. *k23