nusabali

Stigma Lontar Tenget Makin Terkikis

  • www.nusabali.com-stigma-lontar-tenget-makin-terkikis

Penyuluh Bahasa Bali (PBB) Kabupaten Klungkung kian gencar mengkonservasi lontar ke rumah-rumah warga. 

SEMARAPURA, NusaBali
Kegiatan ini menjadikan stigma pemilik lontar untuk menengetkan (mensakralkan) lontar secara perlahan terkikis. 

Hal itu tidak setelah PBB memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat, jika lontar ‘ditengetkan’ akan rusak termakan rayap. Pemilik lontar pun semakin terbuka terhadap PBB agar bersedia untuk konservasi lontar. Saking padatnya permintaan, PBB harus mengagendakan jadwal untuk turun ke lapangan. “Sudah kami susun jadwalnya karena saat turun kami melibatkan semua anggota,” ujar Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Klungkung I Wayan Arta, kepada NusaBali, Senin (12/6).

Hingga pertengahan Juni 2017, pihaknya sudah mengkonservasi 126 cakep lontar di Klungkung. Dari jumlah itu, 124 cakep lontar bisa diidentifikasi. Di luar data itu ada ratusan lontar yang tidak bisa dikonservasi dan identifikasi karena kondisinya sudah rusak (pringping) serta tulisannya tidak bisa dibaca. Arta didampingi Sekretaris PBB Kabupaten Klungkung Ida Ayu Oka Suryantari, menjelaskan, 

teranyar PBB mengkonservasi puluhan lontar di Griya Gede-Griya Satria Kediri Karang, Banjar Kanginan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung. Pantauan NusaBali, Senin (12/6), sekitar pukul 09.00 Wita, para PBB membagi tugas untuk konservasi lontar. “Kami baru proses pembersihan dan mengoleskan minyak sereh dan bahan lainnya, setelah ini selesai baru dibaca isinya,” katanya. 

Kata dia, kondisi lontar di Griya Satria Kediri relatif bagus, dalam keropak (kotak). Ida Pedanda Gde Karang Putra Keniten di Griya Gede-Griya Satria Kediri Karang, sangat berterimakasih dan mengapresiasi kegiatan tersebut. “Peranda baru tahu ada konservasi lontar, ini bagus sekali, peranda salut apalagi ada petugas khusus yang menangani dan melestarikan,” ujarnya. 

Disebutkan, isi lontar tersebut sebagian besar tentang kemoksan, usada dan lainnya. Sebelumnya, PBB mengkonservasi lontar di Griya Gede Manduang, Desa Manduang, Kecamatan Klungkung, Minggu (5/3) pagi. Ketika itu ditemukan sejumlah lontar unik. Di antaranya lontar Pawisik Tekaning Pati, Tenung Tekaning Lara, dan lainnya. Kebanyakan lontar yang teridentifikasi di Griya Gede Manduang tentang Usada, Tattwa, Wariga dan Puja. “Kami juga menemukan salinan lontar yang berangka tahun 797, namun itu hanya salinannya saja yang menunjukkan pada masa itu,” katanya. *wa

Komentar