nusabali

Sekolah Diintruksikan Stop Double Shift

  • www.nusabali.com-sekolah-diintruksikan-stop-double-shift

Menuju penerapan Full Day School (sekolah sehari penuh) sesuai wacana ari pemerintah pusat, mulai tahun ajaran 2017/2018 sekolah terutama SMA/SMK diinstruksikan membatasi jumlah penerimaan peserta didik baru.

GIANYAR, NusaBali

Salah satu caranya yakni melarang penerana doubel shift alias kelas pagi-kelas siang. Hal itu berlaku berturut-turut untuk 3 kali PPDB, sehingga 3 tahun kedepan seluruh siswa mengikuti program full day school. Dikonfirmasi terkait program ini, Kepala SMAN 1 Sukawati Gusti Ngurah Puja, Jumat (26/5, membenarkan bahwa sesuai hasil pertemuan di Dinas Pendidikan Provinsi Bali, diinstruksikan agar seluruh sekolah tidak ada yang sampai menggelar pembelajaran double shift. "Hasil--- pertemuan kemarin, hindari dulu sekolah memberlakukan double shift, karena sekarang persiapan sekolah lima hari belajar atau full day school," katanya.

Gusti Ngurah Puja mengatakan mendukung sepenuhnya program ini. Bahkan sekolah dengan sebutan Suksma ini sudah sejak lama tidak menggelar double shift. "Kebetulan jumlah ruangan di sekolah kami masih memadai, yakni 33 ruangan, dengan masing-masing tingkat ada 11 kelas. PPDB tahun ini pun kami rencananya menerima 396 peserta didik untuk mengisi 11 ruang kelas," ujarnya.

Menurutnya, pelaksanaan sistem ini juga untuk pemerataan serapan siswa di seluruh sekolah antara swasta dan negeri. "Artinya bila siswa sudah melebihi kapasitas harus diarahkan ke sekolah swasta. Makanya nanti penerimaan PPDB SMA/SMK negeri dan swasta bersamaan, bahkan kemarin setiap sekolah swasta ditanyakan berapa daya tampung mereka," jelasnya.

Disinggung terkait kepastian full day school, Puja mengaku belum menerima petunjuk teknis dari Kementerian Pendidikan RI terkait  hal tersebut. Namun saat ini seluruh sekolah memang diintruksikan melakukan persiapan. "Karena arahnya memang akan kesana (full day school-Red), intinya agar nanti kita tidak kelabakan bila sistem ini benar diterapkan," tandasnya.

Kepala SMAN 1 Blahbatuh Ketut Sulatra mengakui selama ini sekolahnya melaksanakan pembelajaran double shift yakni pagi dan sore. Hal ini terjadi karena selama ini penerimaan peserta didik baru di sekolah dengan julukan Blasman itu tidak diimbangi dengan kapasitas ruangan sekolah. "Kapasistas sekolah kami saat ini 23 ruang kelas, sementara jumlah kelas yang terisi mencapai 36, jadi harus double shift," ungkapnya.

Namun dalam PPDB tahun ini pihaknya menegaskan akan mulai mengurangi jumlah penerimaan siswa menjadi 8 kelas. Sementara siswa kelas XI dan XII dibiarkan tetap berjalan double sift. "Kelas XI dan XII dibiarkan dulu double sift, ke depan kita akan mengurangi penerimaan siswa, dengan skema 8 (kelas X), 8 (KelasXII) dan 8 (Kelas XII)," katanya.

Penerapan full day School ini juga berlaku untuk jenjang SMP. Seperti yang diungkapkan Kepala SMPN 1 Sukawati, Drs I Komang Jati MM. "Menuju rencana full day school yang ancang-ancang terpacai sepenuhnya 3 tahun lagi, dari sekarang penerimaan peserta didik baru harus sesuai dengan 1/3 dari ruang belajar keseluruhan," jelasnya.

Untuk mencapai itu, tahun ajaran 2017/2018 ini pihaknya hanya akan menerima sekitar 150an peserta didik. "Kami disini cuma punya 15 kelas. Jadi untuk kelas VII yang baru, tersedia 5 ruang kelas. Satu rombel kisaran 30-36 siswa," jelasnya. *nvi

Komentar