nusabali

Tejakula Kembali Diguncang Gempa

  • www.nusabali.com-tejakula-kembali-diguncang-gempa

Wilayah Desa Tejakula, Kamis (18/5) malam lalu kembali digoyang gempa setelah gempa beruntun hingga sebelas kali pada Senin (15/5) lalu.

SINGARAJA, NusaBali

Gempa susulan yang kembali membuat resah warga setempat tercatat di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar sebanyak tiga kali. Meski getarannya relatif kecil namun terjadi pada kedalaman yang berbeda.

Gempa pertama terjadi pada pukul 19.31 Wita yang berpusat di Tejakula, Buleleng kedalaman 10 kilometer di bawah tanah berkekuatan 2,9 skala richter. Kemudian disusul dengan gempa kedua pada pukul 20.51 Wita, 2,5 skala richter di kedalaman 17 kilometer dan gempa ketiga kalinya pada pukul 23.11 Wita dengan kekuatan 1,9 skala richter di kedalaman 12 kilometer.

Dari kejadian tersebut tim Geologi pusat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kemabali menyambangi Tejakula pada Jumat (19/5). Tim kembali melakukan pengecekan dengan memperlebar titik-titik. Sampai saat ini sudah ada delapan titik di Desa Tejakula yang diteliti.

Seorang peneliti dari tim Geologi, Pandu mengatakan gempa susulan yang kembali terjadi di Tejakula karena adanya pergerakan lempeng lapisan tanah seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu. Hanya saja dari kajian sementaranya ia menegaskan bahwa getaran yang diakibatkan oleh gempa susulan tidak berpotensi terjadi bencana besar.

“Masih karena pergeseran lempeng lapisan tanah. Karena patahan yang kemarin belum stabil. Kami saat ini masih melakukan pengumpulan data untuk mengetahui jenis tanah disini,” ujar dia.

Selanjutnya setelah selesai melakukan penelitian timnya akan kembali ke Bandung untuk melakukan pengolahan data.   Ia pun mengaku masih memerlukan waktu untuk memutuskan dan menyampaikan hasil penelitiannya untuk ditindak lanjuti ke depannya.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Made Subur menilai setelah terjadi gempa susulan kembali, meski tidka berpotensi terjadi bencana besar, warga masyarakat diharapkan untuk tetap siaga. Mereka yang tinggal di daerah berpotensi bencana harus tahu langkah penyelamatan diri yang harus dilakukan jika terjadi bencana.

“Karena berdampingan dengan bancana penguatan kapasitasnya harus ditingkatkan agar tidak terjadi korban jiwa. Kalau terjadi gempa lagi meski kecil, masyarakat harus mencari tempat yang aman seperti lapangan, karena kita tidak mengetahui struktur bangunan yang ada,” kata Subur.

Ia pun mengaku sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat termasuk aparat desa dna pengurus adat untuk melakukan upacara guru piduka di Kahyangan Tiga, memohon keselamatan kepada maha pencipta. *k23

Komentar