nusabali

Hingga Mei 2017 Tercatat 59 Kasus, 6 Positif Rabies

  • www.nusabali.com-hingga-mei-2017-tercatat-59-kasus-6-positif-rabies

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Bangli menggencarkan vaksinasi anjing, terutama di zona rawan rabies khususnya di daerah perbatasan.

Vaksinasi Massal Anjing di Bangli


BANGLI, NusaBali
Dari awal tahun hingga pertengahan Mei 2017 tercatat 6 kasus positif rabies di Bangli. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Bangli I Wayan Sukartana, Jumat (19/5), mengungkapkan target vaksinasi 52.777 ekor sesuai estimasi populasi. “Per 18 Mei ini petugas kami sudah melakukan vaksinasi 8.689 ekor,” ujarnya.

Vaksinasi massal akan terus berlangsung Mei hingga Juli mendatang, dan yang menjadi prioritas yakni daerah rawan atau daerah perbatasan. “Daerah rawan menjadi prioritas seperti Kintamani-Karangasem. Vaksinasi rabies massal, menyasar anak anjing kelahiran baru, anjing baru, anjing dikandangkan atau diikat, dan anjing liar,” jelasnya.

Selain melakukan vaksinasi dilakukan pula eliminasi. Tercatat selama program vaksinasi massal kali ini, dua ekor anjing telah dieliminasi karena terindikasi rabies.

Sukartana mengungkapkan terdapat 59 kasus gigitan anjing yang telah ditangani, dan 6 di antaranya positif rabies. Kasus yang terakhir berada di Banjar/Desa Ulian, Kecamatan Kintamani.

“Korban gigitan anjing sudah kami tangani, termasuk melakukan eliminasi pada anjing yang menggigit,” ucapnya. Kemudian kasus lainnya ada di wilayah Desa Songan, Sukawana, Bantang, Kecamatan Kintamani, Desa Pengiangan, Kecamatan Susut serta Desa Pengotan, Kecamatan Bangli. Diakui kegiatan vaksinasi tidak terlepas dari dukungan masyarakat. “Masyarakat mulai sadar, bahkan mereka datang untuk menyerahkan anjing agar divaksin,” ujarnya.

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Bangli, kini mengajak desa adat untuk memasukkan penanganan rabies ke dalam awig-awig. Pihaknya mengaku telah melakukan sosialisasi terkait penanganan rabies yang masuk awig-awig. Imbauan memasukkan pencegahan rabies ke awig awig setiap desa adat ini, merupakan salah satu terobosan untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. “Kami sudah lakukan sosialisasi, namun masing-masing desa perlu waktu untuk bisa memasukkan penanganan rabies ke dalam awig, karena mesti minta persetujuan dari seluruh warga,” jelas Sukartana. * e

Komentar