nusabali

Mewakili Karangasem, Berlatih di Denpasar

  • www.nusabali.com-mewakili-karangasem-berlatih-di-denpasar

Status anggota sekaa ada yang masih kuliah, sekolah di SMK dan sebargian telah bekerja.

Sekaa Gong Gita Buana Sari, Desa Antiga, Siap ke PKB Ke-39


AMLAPURA, NusaBali
Sekaa Gong Gita Buana Sari, dari Banjar Bengkel Kelod, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem bersiap menghadapi PKB (Pesta Kesenian Bali) ke-39 Tahun 2017. Sekaa ini berlatih secara kontinyu empat jenis tabuh dan tiga jenis tabuh pengiring tari. Hingga pekan lalu, penguasaan seluruh tabuhnya sekitar 80 persen.

Oleh karenanya, masih ada waktu untuk mengevaluasi penguasaan tabuh dan tariannya. Sekaa ini di bawah asuhan penata tari I Gede Gusman Adi Gunawan dan penata tabuh I Kadek Surya Asmara Putra. Empat jenis tabuh yang dimatangkan yakni Tabuh Kreasi Manik Manggis, mengiringi tabuh tari kreasi, mengiringi tari pilihan, dan mengiringi tabuh fragmentari.

Koordinator Sekaa I Kadek Suryantara mengatakan, anggota sekaa yang tergabung rata-rata tinggal di Denpasar, sehingga selama ini latihannya di Banjar Kerta Yoga, Jalan Nangka Selatan Denpasar. Status anggota sekaa ada yang masih kuliah, sekolah di SMK dan sebagian telah bekerja. Sehingga dalam hal menyesuaikan jadwal latihan, atas kesepakatan seluruh anggota sekaa, dengan harapan semua anggota bisa kompak datang.

Terutama anggota sekaa yang bekerja sehingga berupaya mengambil pekerjaan pagi. Sebab, jadwal latihan setiap Senin hingga Kamis pukul 18.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita. “Seperti saya ini, telah bebas kuliah di ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar, tinggal menunggu ujian skripsi, tidak lagi terikat waktu. Bisa kapan saja latihan,” jelas I Kadek Suryantara.

Walau latihannya di Denpasar, sekaa ini didukung beberapa anggota dari beberapa desa di seputar Kecamatan Manggis, Karangasem, antara lain Desa Padangbai, Desa Manggis dan sebagainya. Sedangkan fasilitas gong milik Jro Mangku Sudana dari Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem. Meski di luar wilayah, pihaknya membuktikan masih tetap bersemangat tampil membawa nama daerah kelahiran walau tinggal di ibukota Provinsi Bali. Setidaknya melalui parade gong kebyar nanti, berupaya menunjukkan Karangasem mampu berkarya, dan siap bersaing di bidang seni tabuh dan seni tari. “Hanya saat ada pembinaan dari Provinsi Bali, sempat latihan di Banjar Bengkel Kelod, Jumat (28/4), hanya menabuhkan tiga dari empat tabuh,” jelas I Kadek Suryantara.

Sekaa ini dapat giliran pentas dalam parade gong kebyar dewasa, Minggu (2/7). Pentas ini berhadapan dengan Kabupaten Bangli di Ardha Candra Denpasar. Pementasan gong kebyar dewasa ini tidak dalam kategori dilombakan. Namun demikian pentas ini sangat mempertaruhkan nama kabupaten, untuk menunjukkan bahwa Karangasem memiliki kreativitas seni tabuh dan tari yang bersaing dengan kabupaten/kota se Bali.

Sekaa ini membawakan tarian yakni Palawakya, Tari Kreasi Onte, dan Fragmentari Kutukan Kindana. Secara keseluruhan, antara tabuh dan tari telah seirama. Kini sekaa ini hanya perlu mengoptimalkan tampilan setiap gerak tari sebelum menuju puncak pentas.

Selaku Koordinator Sekaa I Kadek Suryantara, penabuh kendang I Kadek Surya Asmara Putra-I Wayan Getas, penabuh ugal I Dewa Gede Suanda, penabuh riyong I Gede Ardi Merdangga, I Kadek Pande Widnyana, dan I Wayan Anton, peniup seruling Agung Tresna, dalang Ida Bagus Pangsua Darma, penari palawakya Ida Ayu Dwita Sugiartini dan lain-lainnya.

Kadis Kebudayaan Karangasem I Putu Arnawa didampingi Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Karangasem I Wayan Witrawan tengah melakukan evaluasi, mengenai penguasaan tabuh dan tari dilakukan Sekaa Gong Gita Buana Sari. Sehingga terungkap di beberapa bagian masih perlu dioptimalkan. “Penguasaan sementara kisaran 75-80 persen, termasuk cepat menguasai tabuh dan tari, mengingat latihannya baru beberapa bulan,” kata I Putu Arnawa di sela-sela memantau latihan, di Banjar Bengkel Kelod, Desa Antiga, Jumat (28/4) sore.

I Putu Arnawa mengingatkan, masih tersisanya waktu sekitar dua bulan, Mei dan Juni, optimis, kekurangan yang belum tergarap, bisa dituntaskan. Misalnya, gerak tari yang dijiwai dengan tanjek tangan dan kaki, serta seledet (lirik) mata, seirama dengan tabuh, agar terus dimatangkan. “Kami percaya dan optimis, hal itu bisa tercapai, sehingga harapan nantinya mampu menampilkan pementasan terbaik, sebagai wakil Karangasem di mata masyarakat Bali,” jelasnya.

Pembina tabuh Karangasem yang juga Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan I Wayan Witrawan, juga memberikan penilaian seperti itu. “Pakem tabuh telah dikuasai, tinggal memahirkan di beberapa bagian, agar nantinya benar-benar kompak dan klop. Terakhir tinggal, mempersiapkan secara mental jelang pentas,” jelas I Wayan Witrawan, pejabat asal Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, yang alumnus STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) Denpasar.

I Kadek Suryantara berharap, agar pihak Pemkab Karangasem lebih sering datang ke Banjar Kerta Yoga, Jalan Nangka, Selatan Denpasar, tempatnya latihan, sehingga anggota sekaa lebih termotivasi sebagai wakil Karangasem. * nantra

Komentar