nusabali

Penyuluh Bahasa Bali Identifikasi 1.239 Cakep Lontar di Tabanan

  • www.nusabali.com-penyuluh-bahasa-bali-identifikasi-1239-cakep-lontar-di-tabanan

Penyuluh Bahasa Bali yang bertugas di Tabanan terus bergerak melakukan identifikasi dan konservasi lontar.

TABANAN, NusaBali

Hasilnya, mereka sudah mengidentifikasi 1.239 cakep lontar di Kabupaten Tabanan. Sebagian lontar itu masih bagus, ada yang rusak ringan hingga rusak berat karena dimakan rayap.

Humas Penyuluh Bahasa Bali di Tabanan, Ni Made Ari Tresnawati mengatakan, sejak bergerak dari tahun 2016 hingga pertanggal 24 April 2017, telah mengidentifikasi 1.239 cakep lontar. Dari ribuan lontar itu, baru 134 cakep lontar yang sudah terkonservasi “Masih banyak yang belum teridentifikasi atapun terkonservasi karena masyarakat masih menganggap lontar tenget (sakral). Ada juga yang masih dalam proses konservasi,” terang Ari Tresnawati saat konservasi lontar di rumah Ida Bagus Kade Surya Putra di Banjar Subamia Ambal-ambal, Desa Subamia, Kecamatan Tabanan, Senin (24/4).

Meski menemui masyarakat yang tak rela lontarnya diidentifikasi, semangat 150 Penyuluh Bahasa Bali yang bertugas di Tabanan tidaklah kendur. Pemberitaan di media tentang konservasi lontar cukup membantu mereka. Terbukti ada yang tertarik dan mendatangi petugas penyuluh untuk dimintai bantuannya mengenali dan membaca lontar. “Saat ini ada masyarakat pemilik lontar yang ingin didatangi ke rumahnya,” ungkap Ari Tresnawati.

Dari 1.239 cakep lontar yang telah teridentifikasi kebanyakan tentang usadha (pengobatan), wariga, grantang basa, kekawin, dan lontar panca yadnya. Selama melakukan konservasi lontar, Penyuluh Bahasa Bali kesulitan pengadaan minyak sereh. Sebab minyak sereh cukup mahal, seperempat liter Rp 150 ribu. Mereka beli sendiri mintak sereh itu, kadang juga dibantu para pemilik lontar. “Kami belum menemukan kendala saat bertugas, hanya kesulitan pengadaan minyak sereh karena mahal dengan biaya sendiri,” imbuh Ari Tresnawati.

Ari Tresnawati menambahkan, Penyuluh Bahasa Bali terakhir melakukan konservasi 10 cakep lontar milik Ida Bagus Kade Surya Putra di Banjar Subamia Ambal-ambal, Desa Subamia. Dari 10 cakep lontar itu, 5 di antaranya dalam kondisi utuh, 2 cakep lontar dalam kondisi baik namun tidak lengkap, dan 3 lainnya dalam kondisi rusak ringan. Ia mengimbau masyarakat ingin lontarnya dirawat bisa menghubungi Penyuluh Bahasa Bali yang bertugas di masing-masing desa. * d

Komentar