nusabali

Bus Sarbagita Diminta Dievaluasi

  • www.nusabali.com-bus-sarbagita-diminta-dievaluasi

Dewan juga menyoroti masalah kemacetan di Bali supaya segera mendapat solusi, sebab kemacetan tidak lagi di ruas jalan protokol, namun sudah sampai menembus ke desa-desa.

Setahun Habiskan Dana APBD Rp 18 Miliar


DENPASAR, NusaBali
Pengoperasian Bus Trans Sarbagita Pemprov Bali diminta dilakukan evaluasi. DPRD Bali melihat pengoperasian puluhan bus bantuan pemerintah pusat itu mubazir dan hanya buang-buang anggaran, karena setahun menelan dana APBD mencapai Rp 18 miliar.

Anggota Komisi I DPRD Bali I Ketut Tama Tenaya disela-sela hearing antara DPRD Bali dengan Gubernur Bali di Ruang Rapat Gabungan DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (10/4) siang, mengatakan operasional Bus Trans Sarbagita selama ini mubazir karena sepi penumpang. “Saya melihatnya yang menumpang ‘wong samar’ (manusia tidak terlihat, red). Buang-buang duit itu,” ujar Tama Tenaya.

Dalam rapat tersebut, hadir Gubernur Made Mangku Pastika didampingi Kadis Perhubungan Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana. Rapat dipimpin Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry (Golkar) dan Wakil Ketua DPRD Bali I Gusti Bagus Alit Putra (Demokrat). Sementara anggota DPRD Bali yang hadir diantaranya, Ida Bagus Pada Kesuma, I Nyoman Adnyana, I Kadek Diana, I Nengah Tamba, I Nyoman Oka Antara, dan I Gusti Putu Budiarta.

Rapat gabungan itu menjadi ajak bersorak karena Tama Tenaya ceplas- ceplos menyebutkan, Bus Trans Sarbagita yang beroperasi dengan duit rakyat malah sepi penumpang. “Kadang-kadang Bus Trans Sarbagita itu konvoi di Nusa Dua tanpa penumpang. Yang menumpang wong samar alias tidak kelihatan, kosong,” ujar Tama Tenaya membuat hadirin sidang bersorak.

Anggota Komisi IV DPRD Bali I Wayan Rawan Atmaja juga mengungkapkan Bus Trans Sarbagita yang menjadi masalah karena tidak bisa menjemput penumpang di jalan-jalan sempit, sehingga memerlukan lebih banyak kendaraan pengumpan. “Padahal bus ini sebenarnya perlu pengumpan, tetapi malah menjadi kemacetan,” ujar politisi Golkar asal Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini.

Sementara anggota Komisi III DPRD Bali Ida Bagus Pada Kesuma meminta masalah kemacetan di Bali supaya segera antisipasi dan solusi. Sebab kemacetan tidak lagi di ruas jalan protokol, namun sudah sampai menembus ke desa-desa karena infrastruktur dan analisa lalulintas sudah tidak efektif lagi. “Saya minta Gubernur Pastika supaya lakukan kajian terhadap masalah kemacetan di wilayah Denpasar dan Badung,” ujar politisi Golkar asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini.

Pada Kesuma juga menyampaikan masalah macet ini akan menganggu kenyamana wisatawan yang datang ke Bali. Menurutnya, di wilayah Darmasaba, Sibang jurusan Petang dan Badung Utara sekarang terjadi masalah kemacetan akibat analisa dan rekayasa lalulintas yang tidak efektif lagi.  “Bali ini yang harus dijaga adalah kenyamannya. Kalau macet, turis bisa tidak datang. Kami minta ada koordinasi yang baik antara Perhubungan Pemprov dan Badung,” kat Pada Kesuma.

Atas kondisi ini, Gubernur Made Mangku Pastika akan melakukan evaluasi terhadap pengoperasian Bus Trans Sarbagita yang merupakan bantuan pemerintah pusat. Padahal menurutnya, pengoperasian bus ini berawal dari keinginan mengatasi kemacetan di Bali. “Nanti kami evaluasi. Ini bantuan pusat sebenarnya. Operasiolanya memang biaya tinggi, maunya selama ini digratiskan. Tetapi biayanya itu tinggi,” tegas mantan Kapolda Bali ini. * nat

Komentar