nusabali

Muncul Wacana Paket Mantra-Linggih

  • www.nusabali.com-muncul-wacana-paket-mantra-linggih

Setelah Golkar meluncurkan pasangan I Ketut Sudikerta-Ayu Pastika (Paket Kerta-Ayu) untuk diusung sebagai Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018, Partai NasDem juga tidak mau ketinggalan.

DENPASAR, NusaBali
Partai besutan Surya Paloh ini rancang pasangan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (Paket Matra-Linggih) sebagai Cagub-Cawagub Bali 2018.

Wacana munculkan Paket Mantra-Linggih ini diisyaratkan Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa, di Denpasar, Minggu (26/3). Oka Gunastawa menegaskan, IB Rai Mantra sudah dipastikan diusung NasDem sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali 2018. Sementara tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali, akan diambil dari figur asal Buleleng. Salah satu yang dibidik adalah Demer.

Demer merupakan politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini anggota Dewan Pakar DPP Golkar. Demer sudah tiga periode duduk di Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali. Sedangkan Rai Mantra merupakan tokoh asal Denpasar Timur yang kini menjabat Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021). Jika Rai Mantra dianggap representasi kekuatan Bali Selatan, maka Demer adalah kekuatan Bali Utara.

Oka Gunastawa menyebutkan, ada empat tokoh asal Buleleng yang dianggap layak ditandemkan dengan Rai Mantra. Namun, Oka Gunastawa enggan merinci nama-nama tokoh dimaksud. Alasannya, Rai Mantra yang nsnti diberikan kewenangan dan kebebasan untuk menentukan. Yang jelas, Demer termasuk di antara salah satu figur dari Buleleng tersebut.

Menurut Oka Gunastawa, Paket Mantra-Linggih atau Rai Mantra-figur Buleleng lainnya, adalah pasangan yang memasukkan potensi kewilayahan Bali Selatan-Bali Utara. "Strateginya pemetaan wilayah, keseimbangan. Karena Pak Rai Mantra berangkat dari Denpasar (Bali Selatan), maka tandemnya dari Buleleng sebagai representasi kekuatan Bali Utara," tegas Oka Gunastawa.

Oka Gunastawa menyebutkan, NasDem sudah pasti akan berkoalisi dengan parpol-parpol lainnya dalam mengusung Cagub-Cawagub ke Pilbugb Bali 2018. Masalahnya, NasDem hanya punya 2 kursi DPRD Bali ahsil Pileg 2014. Artinya, NasDem masih kekuarangan 9 kursi parlemen untuk bisa mengusung paket calon secara mandiri di Pilgub Bali 2018.

Menurut Oka Gunastawa, komunikasi politik dengan sejumlah parpol untuk mengusung Rai Mantra sebagai Cagub Bali saat ini sedang berjalan. Komunikasi itu dilakukan, antara lain, dengan Demokrat (punya 8 kursi DPRD Bali), Gerindra (punya 7 kursi DPRD Bali), PKPI (punya 1 kursi DPRD Bali), dan PAN (punya 1 kursi DPRD Bali).

Soal munculnya Paket Kerta-Ayu di internal Golkar, Oka Gunastawa langsung meresponsnya. Oka Gunastawa justru memuju Ketut Sudikerta, Ketua DPD I Golkar Bali sekaligus Wakil Gubernur Bali saat ini, yang pernah berseberangan dengan dirinya. "Saya sangat apresiasi dan selamat kalau Paket Kerta-Ayu ini sudah final," kelakar Oka Gunastawa yang notabene mantan politisi Golkar.

Sementara itu, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer mengaku terkejut atas kemunculan namanya di NasDem sebagai kandidat Cawagub Bali pendamping Rai Mantra. "Masa sih. Ini pilihan rakyat. Kalau rakyat menginginkan, pastilah akan jadi. Ukurannya itu adalah diuji dengan keinginan rakyat lewat metode survei," jelas Demer saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.

Demer menyebutkan, komunikasi masing-masing partai masih berlangsung dan cair. Dirinya tidak mau grasa-grusu. "Saya sendiri melihat dan menunggu situasi serta peta politik yang terjadi. Termasuk juga saya lihat situasi di Golkar juga. Yang saya tunggu itu, apa keinginan rakyat di Pilgub Bali 2018, siapa yang diinginkan?. Masih ada waktu panjang kok untyuk berproses, jangan tergesa-gesa," tandas Demer.

Soal munculnya Paket Kerta-Ayu di internal Golkar, menurut Demer, hal tersebut baru dibacanya melalui media massa saja. Yang menjadi pertanyaan, kata Demer, bagaimana respons Gubernur Bali Made Mangku Pastika atau istrinya, Ni Made Ayu Putri alias Ayu Pastika?

"Saya sempat berpikir, mungkin sudah ada lampu hijau dari Pak Mangku Pastika (soal Ayu Pastika digaet jadi tandem Sudikerta, Red). Sebab, Paket Kerta-Ayu ini beredar di Medsos dan media massa. Tapi, bagi saya, semua harus dikomunikasikan,” ujar Demer.

Ketut Sudikerta sendiri sudah ditetapkan DPP Golkar sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Golkar berharap bisa kembali bersama-sama parpol lainnya di Koalisi Bali Mandara Jilid I (Pilgub Bali 2013), untuk mengusung Sudikerta di Pilgub Bali 2018. Parpol mira koalisi Golkar itu, antara lain, Demokrat-Gerindra-Hanura-PKPI-PAN.

Ketut Sudikerta merupakan politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan Badung. Dia representasi kekuatan Bali Selatan. Sedangkan Ayu Pastika berasal dari Busungbiu, Buleleng hingga jadi representasi pemetaan Bali Utara dalam paket Kerta-Ayu.

Sebelum munculnya Paket Kerta-Ayu di Golkar, kubu PDIP sudah lebih dulu mewacanakan pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace. Wayan Koster merupakan Ketua DPD PDIP Bali 2015-2020. Selain menjadi ketua partai, Koster yang berjuluk KBS (Koster Bali Satu) saat ini juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019).

Paket Koster-Cok Ace juga merupakan kombinasi kekuatan Bali Utara-Bali Selatan. Sebab, Koster berasal dari Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Sedangkan Cok Ace yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013, adalah tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud. * nat

Komentar