nusabali

Hoax Penculikan, Sam Dibogem Massa

  • www.nusabali.com-hoax-penculikan-sam-dibogem-massa

Karena kebingungan dan tidak membawa identitas diri, Sam dicurigai sebagai penculik hingga bogem warga harus diterimanya.

SINGARAJA, NusaBali
Viral hoax soal penculikan anak disertai penjualan organ tubuh terbukti membuat warga gampang curiga dan menuduh seseorang sebagai penculik. Setelah beberapa waktu lalu seorang wanita di Sukawati Gianyar dituding penculik karena memberi permen kepada anak-anak, kini seorang pria dihakimi massa di sebelah Selatan Pasar Buleleng, Kamis (23/3) malam.

Seorang pria yang bernama Samsudin alias Sam, 28, terlihat berdarah  di dekat Balai Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Beruntung korban warga Desa Jero Waru, Kabupaten Lombok Timur, segera diamankan petugas dan aparat, sehingga dapat dihindarkan dari amuk massa.

Peristiwa itu berawal saat adanya isu penculikan anak di sekitar Pasar Buleleng. Saat bersamaan, Samsudin sedang melintas dan kelihatan kebingungan di sebelah Selatan Pasar Buleleng. Beberapa saat kemudian ia pun langsung dihampiri masa, yang secepat kilat memenuhi jalan Mayor Metra. Bahkan tudingan sebagai penculik langsung menjadi viral di media sosial pada malam itu juga.

Sam pun mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari warga setempat. Ia yang saat itu tidak tahu menahu soal isu yang tengah terjadi menjadi gugup dan tidak menjawab pertanyaan dari warga yang mengerumuninya. Aksi bungkam dan plin-plannya itu pun akhirnya menyulut emosi warga yang hampir mengeroyoknya.

Beruntung aparat kelurahan setempat langsung mengamankan Samsudin ke Balai Kelurahan. Sebelum diamankan ia pun sempat menerima bogem mentah dari tangan warga, hingga bibir atasnya sempat mengeluarkan darah. Akhirnya polisi Polsek Kota Singaraja mengamankan Samsudin ke Mapolsek.

Dari keterangannya ia saat itu sedang bingung mencari alamat temannya. Samsudin saat itu mengaku diturunkan oleh seorang yang dipanggilnya Pak So, dekat Pasar Buleleng, yang menjanjikannya pekerjaan sebagai buruh bangunan. Ia dengan tampang polosnya pun mulai kebingungan saat Pak So tidak kunjung kembali menjemputnya.

“Saya diturunkan di sana dan disuruh menunggu sebentar karena Pak So akan balik segera. Tetapi lama saya tunggu tidak datang-datang,” ujar dia yang ditemu di Mapolsek Kota Singaraja, Kamis (23/3) malam.  Ia pun mengaku bertambah bingung saat sadar ia tidak membawa Kartu Identitas Penduduk dan hanya membawa satu tas warna hitam yang berisi pakaian dan dompet dengan uang Rp 300 ribu. *k23

Komentar