nusabali

Rochineng dan Puspaka Masuk Bursa Pendamping Sudikerta

  • www.nusabali.com-rochineng-dan-puspaka-masuk-bursa-pendamping-sudikerta

Tiga kader elite Golkar juga masuk survei Cawagub pendamping Sudikerta yakni Sugawa Korry, Demer, dan Geredeg

Fungsionaris Golkar Tak Mau Cawagub dari Tokoh Birokrasi


SINGARAJA, NusaBali
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali, I Ketut Rochineng, menjadi salah satu tokoh birokrasi yang dilirik Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, sebagai tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali dalam Pilgub 2018. Tokoh birokrasi lainnya yang juga dilirik jadi tandem Ketut Sudikerta adalah Sekda Kabupaten Buleleng, Dewa Ketut Puspaka.

Isyarat untuk melirik Ketut Rochineng dan Dewa Ketut Puspaka ini disampaikan langsung Ketut Sudikerta dalam pertemuan dengan sejumlah Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Buleleng di Kantor Sekretariat DPD Golkar Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Kamis (23/3) siang. Sudikerta menyebutkan, DPP Golkar sedang lakukan survei internal untuk kandidat Cawagub Bali ke Pilgub 2018.

Nama-nama figur yang masuk dalam daftar survei kandidat Cawagub Bali ini, kata Sudikerta, termasuk di antaranya Ketut Rochineng (birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng) dan Dewa Ketut Puspaka (birokrat asal Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng). Juga ada nama Gede Sumarjaya Linggih (politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng), Nyoman Sugawa Korry (politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng).

Saat ini, Sumarhaya Linggih alias Demer menjadi anggota Dewan Pakar DPP Golkar, selaku menjadi anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali (kursi yang telah didudukinya slama tiga periode). Sedangkan Sugawa Korry saat ini menjabat Sekretaris DPD I Golkar Bali dan sekaligus menjadi Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar.

Selain keempat tokoh asal Buleleng tersebut, ada sederet kandidat top lainnya yang masuk survei Cawagub Bali pendamping Sudikerta, yakni IB Rai Dharmawijaya Mantra dan I Wayan Geredeg. Rai Mantra merupakan Walikota Denpasar yang telah dideklarasikan Partai NasDem sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018. Sedangkan Wayan Geredeg merupakan politisi Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang mantan Bupati Karangasem 2005-2010 dan 2010-2015. Saat ini, Wayan Geredeg---yang mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem---menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Golkar.

Sudikerta menyebutkan, para kandidat Cawagub pendampingnya itu kini tengah disurvei DPP Golkar. Sudikerta sendiri mengaku sudah direkomendasi DPP Golkar sebagai Cagub Bali 2018. “Saya sudah lihat, rekomendasi saya telah ditandatangani DPP Golkar. Kini tinggal mencari figur Cawagub untuk pendamping saya,” terang Sudikerta.

Menurut Sudikerta, penetapan calon wakilnya (Cawaub Bali) nanti, selain berpegang pada hasil survei, juga pertimbangkan kewilayahan. Bagi Sudikerta, kewilayahan sangat menentukan langkah kemenangan, apalagi jika pendampingnya nanti punya elaktabilitas tinggi berdasarkan survei.

“Pertimbangan wilayah juga menjadi kepentingan kita (Golkar, Red). Ini menjadi syarat utama menjadi pendampingi saya. Tidak boleh satu wilayah, misalnya Badung. Memangnya Badung saja punya pemilih? Yang lebih pantas itu, ada dari Bali Selatan, ada juga dari Bali Utara,” tandas politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatanm Kuta Selatan, Badung (Bali Selatan) yang masih menjabat Wakil Gubernur Bali 2013-2018 ini.

Dari sekian tokoh Bali Utara (Buleleng) tersebut, salah satu yang paling digadang-gadang akan jadi tandem Sudiekrta di posisi Cawagub Bali adalah Ketut Rochineng. Kepala BKD Provinsi Bali ini belakangan kembali mencuat pasca batal nyalon ke Pilkada Buleleng 2017. Ditandai dengan maraknya pemasangan baliho bergambar Rochineng berisi tulisan RBD (Rochineng Bali Dua).

“Tidak masalah kalau ada yang sodorkan nama-nama, kita lihat saja hasil surveinya. Tapi, yang pantas mendampingi saya kalau melihat sisi kewiulayahan, memang  figur dari Bali Utara,” ujar Sudikerta terkait figur Rochineng. Sudikerta juga menyinggung kreteria lainnya sebagai pendamping, seperti memiliki loyalitas, komitmen jalankan program Bali Mandara, dan mendukung upaya meningkatkan elektabilitas.

Sementara itu, kalangan internal Beringin usulkan Cawagub Bali pendamping Sudikerta nanti diambil dari kader Golkar. Salah satu kader elite yang diusulkan menjadi tandem Sudikerta adalah Sugawa Korry.

"Nama Sugawa Korry ini muncul saat rombongan DPP Golkar yang dipimpin Nurul Arifin transit di Raja Pala Bar kawasan Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur jelang pelaksanaan rapat konsultasi nasional yang akan dibuka Ketua Umum Setya Novanto. Kalaupun bukan Sugawa Korry, ya kader partai pokoknya," ujar sumber NusaBali dari lingkaran Golkar secara terpisah di Denpasar, Kamis kemarin.

Pertimbangan sodorkan kader partai sebagai tandem Sudikerta ini mengacu dengan pengalaman di Pilkada Buleleng 2017, Pilkada 2015, dan Pilgub Bali 2013. Saat itu, kata dia, mesin Golkar tidak bergerak, karena tidak ada kader yang ditampilkan. "Di Pilkada Badung 2015, bukan kader murni diusung Golkar, melainkan sebagai tandem dan yang diuntungkan PDIP. Di Pilkada Buleleng 2017, Golkar malah mendukung kandidat jalur Independen," paparnya.

Dia menyebutkan, dalam Pilgub Bali 2013, Golkar memasang Sudikerta di posisi Cawagub, tapi ini malah menddongkrak suara Demokrat---yang usung Made Mangku Pastika di posisi Cagub Bali. "Pengalaman ini dibahas dan DPP Golkar menyimaknya untuk dikaji. Jadi, kemungkinan nanti kombinasinya kader-kader sebagai Caghub-Cawagub Bali 2018," tegas kader militan Golkar ini.

Sementara, Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali Anak Agung Ngurah Agung menolak tokoh birokrasi masuk sebagai Cawagub pendamping Sudikerta. Alasannya, Golkar punya banyak kader yang layak menjadi Cawagub. "Nggak usah pakai birokrat, Golkat tidak kekurangan kader untuk bersanding dengan SGB (Sudikerta Gubernur Bali)," tandas politisi Golkar asal Puri Gerenceng, Denpasar ini, Kamis kemarin.

Menurut Ngurah Agung, salah satu kader Golkar yang dianggap layak jadi tandem Sudikerta adalah I Ketut Suwandhi. Saat ini, politisi asal Denpasar berjuluk Jenderal Kota tersebut menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Bali. Selain Jenderal Kota, Ngurah Agu menyebut nama AA Arka Hardiana, politisi asal Kuta ayah kandung mantan anggota DPRD Bali AA Ayu Arina Saraswati Hardy

Ngurah Agung juga tegaskan, kalau mengusung non kader, Golkar agak susah mengangkat elektibilitas partai. "Sejelek-jeleknya kader partai, dia akan mampu mengangkat citra partai. Sebab, mesin partai akan jalan dan suara Golkar terdongkrak," tegas Ngurah Agung yang juga Korwil Pemenangan Badung-Denpasar DPD I Golkar Bali.

Atas kondisi ini, Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Puti Wijaya, mengatakan perjalanan survei Cawagub masih panjang. Menurut Wijaya, Golkar akan berpikir realistis di Pilgub Bali 2018. "Kalau kita pakai kombinasi kader-kader, partai koalisi nggak mendukung karena mereka tidak dapat posisi apa pun. Ya, ini sudah rumus dan realistis. Golkar kan mau koalisi di Pilgub Bali 2018," tandas Wijaya. * k19,nat

Komentar