nusabali

Desa Adat Kedonganan Bentuk Tim Dokter, Jelang Galungan dan Kuningan dan Merebaknya MSS

  • www.nusabali.com-desa-adat-kedonganan-bentuk-tim-dokter-jelang-galungan-dan-kuningan-dan-merebaknya-mss

Tim dokter hewan yang dibentuk Desa Adat Kedonganan akan mengawasi dan memeriksa 80 ternak babi yang akan disembelih dalam tradisi mapatungan.

MANGUPURA, NusaBali
Merebaknya kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS) dan kian dekatnya Hari Raya Galungan dan Kuningan, membuat Desa Adat Kedonganan melakukan alangkah antisipasi dengan membentuk tim dokter hewan untuk melakukan vaksinasi ternak babi. Sebanyak 80 ekor babi akan disembelih di Desa Adat Kedonganan dalam tradisi mapatungan jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

“Meski dari hasil lab yang dilakukan oleh pemerintah tak menemukan virus MSS, namun kami tetap waspada. Sekitar 80 ekor babi yang akan kami sembelih menjelang Galungan dan Kuningan. Tradisi mapatung itu kan tujuannya mulia dan merupakan program LPD kepada krama yang membutuhkan. Kami ingin memastikan daging dari 80 ekor babi itu nanti tak terjangkit virus MSS,” tutur Bendesa Adat Kedonganan I Ketut Puja, Selasa (21/3).

Sedangkan ketua tim dokter hewan yang mengawasi 80 ekor babi, I Wayan Yuastisia Samarariana, mengatakan, tim dokter hewan sebagai pendamping dalam pelaksanaan tradisi mapatungan. Menurutnya hal itu merupakan inisiatif dari jero bendesa adat Kedonganan.

Tim dokter hewan ini akan memeriksa kondisi kesehatan puluhan babi yang akan disembelih dengan memberi vaksin dan mengambil sampel darah, dan diperiksakan di laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar.

“Sampel darah dari babi yang akan disembelih sudah kami bawa ke lab untuk diperiksa. Nanti hari Kamis (23/3) baru akan diketahui hasilnya,” tutur Yuastisia, ditemui di Kuta, Selasa kemarin.

Pemeriksaan serta uji lab yang dilakukan ini, menurut Yuastisia, untuk memastikan dan meyakinkan warga Desa Adat Kedonganan agar jangan sangsi untuk mengkonsumsi daging babi yang akan dibagikan. Namun disarankan agar pengolahan daging itu nanti dilakukan dengan cara yang higienis. “Pada dasarnya daging babi kalau dimasak dengan matang dan higienis, potensi terserang virus MSS tak ada. Selama kami mendampingi kegiatan mapatungan ini, kami tidak pernah membagikan darah babi dan jeroan babi, karena risikonya tinggi. Yang dibagi hanya dagingnya saja,” tandasnya.

Ditambahkannya pihak desa adat selama melakukan tradisi mapatung tidak asal-asalan dalam memilih babi yang hendak dipotong. Selain memastikan kelayakan babi yang akan disembelih, lingkungan tempat hewan tersebut dipelihara, perhatikan kebersihannya. Adapun babi yang dipotong tersebut diambil dari mitra LPD Kedonganan di sebuah usaha ternak di Desa Kapal.  

Selain itu tim dokter hewan yang dibentuk oleh Desa Adat Kedonganan akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung untuk secara bersama-sama melakukan pendampingan. * cr64

Komentar